Sobat Budaya, pada tanggal 25 s/d 28 April 2017 yang lalu Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) kembali menggelar kegiatan Jejak Tradisi Daerah 2017 (Jetrada 2017), bertempat di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Adapun tema dari Jetrada 2017 kali ini adalah Mengenal Tradisi, Mengukuhkan Jati Diri”.

Para peserta Jetrada 2017 yang berasal dari Provinsi Aceh dan Sumatera Utara berfoto bersama dengan kepala BPNB Aceh, Kadis. Porabudpar. Deli Serdang, serta para narasumber (budayawan dan akademisi) pada acara pembukaan Jetrada 2017 pada tanggal 25 April 2017 di Balairung Kabupaten Deli Serdang.

Jetrada merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan oleh 11 unit BPNB yang tersebar di seluruh Indonesia, di wilayah kerjanya masing-masing, dengan menyasar peserta dari kalangan siswa/i usia sekolah menengah atas/kejuruan negeri maupun swasta. Dari gelaran di daerah ini nantinya masing-masing BPNB akan memilih serta mengutus dua orang siswa/i terbaik dari wilayah kerjanya sebagai utusan untuk mengikuti Jejak Tradisi Nasional 2017 (Jetranas 2017) yang insyaAllah akan dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi (Direktorat PKT) pada bulan Agustus 2017 di Kota Pontianak.

Foto bersama para peserta Jetrada 2017 bersama dengan narasumber pembuatan batu bata di Desa Pagar Merbau.

Adapun BPNB Aceh memusatkan kegiatan Jetrada 2017 ini di Kabupaten Deli Serdang dengan fokus pada tradisi masyarakat Melayu Deli. Pada kegiatan ini 70 orang peserta yang terdiri dari 61 orang siswa/i beserta 9 orang guru pendamping diajak berkunjung sambil belajar tradisi masyarakat Melayu Deli pada enam lokasi yang telah ditentukan oleh panitia Jetrada 2017:

  1. Desa Pagar Merbau yang merupakan sentra pembuatan/produksi batu bata.
  2. Sanggar TAMORA 88 Tanjung Morawa tempat belajar sambil bermain Ronggeng Melayu dan belajar membuat alat musik Gambus khas Melayu.
  3. Desa Daluh Sepuluh-A Tanjung Morawa tempat melihat dan belajar pertunjukan seni beladiri khas Melayu, Silat Prisai dan belajar kesenian Hadrah.
  4. PTPN II Perkebunan Tembakau Deli Desa Bulu Cina, berkunjung ke gedung tempat pemeraman tembakau Deli yang merupakan tembakau dengan kwalitas nomor satu Dunia serta tempat pembibitan tembakau Deli.
  5. Museum Perkebunan pertama di Indonesia.
  6. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
Saat berkunjung serta belajar Ronggeng Melayu dan alat musik Gambus di Sanggar TAMORA 88. Sanggar yang dikelola oleh Mak Yal, salah seorang maestro kesenian Melayu.

Pada setiap kunjungan para peserta diwajibkan mengeksplorasi segala informasi terkait dengan tradisi yang telah ditentukan oleh panitia pada masing-masing lokasi tersebut dan belajar mempraktekkannya. Tiba pada hari terakhir mereka akan dibagi kedalam sembilan kelompok. Masing-masing kelompok ini nantinya akan merangkum hasil perjalanan mereka dan mempresentasikan dengan cara semenarik dan sekreativ mungkin.

Belajar beberapa jurus dasar Silat Perisai di Desa Daluh Sepuluh-A Tanjung Morawa. Pusat dari awal munculnya Silat Perisai khas Melayu. Semua penduduk laki-laki di desa ini merupakan para pendekar, jago bermain silat dari yang berusia belia hingga yang berusia tua. Desa ini masih tetap mempertahankan tradisi ini.

Isi serta kreativitas dari presentasi mereka ini kemudian dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari tiga orang. Dari sembilan kelompok ini akan diumumkan kelompok terbaik pertama hingga ketiga. Tiga kelompok ini mendapatkan apresiasi dari BPNB Aceh, begitupun dengan keenam kelompok lainnya, akan tetapi nominalnya berbeda.

Melihat proses pemilahan tembakau Deli berdasarkan kwalitas dan ukuran, serta proses pemeraman/fermentasi tembakau deli. Tembakau deli merupakan tembakau kwalitas nomor satu di Dunia. Tembakau ini dipasarkan di Eropa terutama Jerman sebagai bahan dasar pembuatan cerutu.
Ciluk….. ba…, ini bukan bayam loh sobat budaya, bukan juga sawi, ini adalah bibit tembakau berusia kurang lebih dua minggu sobat. Ternyata tembakau itu imut yah sobat waktu kecilnya.

Pada beberapa pemberitaan kedepan di web kita ini, kami akan mencoba bercerita tentang beberapa titik lokasi kunjungan selama kegiatan Jetrada 2017 beserta tradisi yang ada di lokasi tersebut. Tongkrongi terus yah sobat budaya.

🙂

*foto by Miftah Nasution