Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh kembali melaksanakan kegiatan Lawatan Sejarah Daerah (LASEDA 2017) yang diikuti oleh 70 orang siswa-siswi sekolah menengah atas dari Provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Tahun ini, peserta diajak untuk mengeksplorasi sejarah Kota Sabang dan Kota Banda Aceh melalui kunjungan ke beberapa objek diantaranya Tugu Nol Kilometer Indonesia, Pulau Rubiah, Makam Siti Rubiah atau Ummi Sarah, Benteng Jepang Anoi Itam dan Benteng Batere A di Kota Sabang serta Mesjid Raya Baiturrahman dan Museum Tsunami di Kota Banda Aceh. Kegiatan ini berlangsung selama 4 (empat) hari tanggal 29 Maret – 1 April 2017.

Tari Ratoh Jaroe pada saat Pebukaan LASEDA 2017.

Tempat-tempat tersebut dipilih sebagai objek lawatan karena merupakan tempat-tempat penting pada masa lalu. Tugu Nol Kilometer merupakan sebuah penanda geografis sebagai symbol perekat Nusantara. Pulau Rubiah menjadi lokasi sejarah yang penting karena terdapat puing sisa bangunan bekas asrama haji zaman kolonial, sementara Makam Siti Rubiah menjadi penanda legenda masyarakat Kota Sabang akan sosoknya sebagai salah satu aulia keramat 44. Selain itu, Benteng di Anoi itam dan Benteng Betere A di Kecamatan Kuta Jaya Sabang merupakan penanda kedatangan penjajah Jepang yang mendirikan benteng pertahanan, pengintaian serta penyimpanan senjata.

Selain lawatan ke situs-situs bersejarah, kegiatan ini pun dilengkapi dengan penulisan arya tulis ilmiah, diskusi kesejarahan, permainan dan kuis, pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode infografis dan pentas seni multikultur.

Presentasi infografis oleh peserta.

Selanjutnya di Kota Banda Aceh, seluruh peserta diajak ke Mesjid Raya Baiturrahman yang dipilih sebagai objek kunjungan mengingat posisi pentingnya dalam perjalanan sejarah masyarakat Aceh, khususnya pada masa penjajahan Belanda. Sementara Museum Tsunami merupakan penanda sejarah yang belum tua namun sangat melekat pada memori masyarakat Aceh sebagai salah satu masa paling suram dan penuh duka.

Kegiatan ini dibuka oleh Walikota Sabang yang diwakili oleh Asisten I Bidang Keistimewaan dan ditutup oleh Kepala BPNB Aceh. Dalam penutupan, Kepala BPNB Aceh mengajak seluruh peserta untuk sama-sama menggaungkan kegiatan LASEDA sebagai wadah penanaman nilai sejarah bagi generasi muda melalui meda sosial agar di masa yang akan datang generasi muda dapat melekatkan jati diri kebangsaannya melalui sejarah para pendahulunya.

Suasana Penutupan LASEDA 2017.

*NK