Pekan Kebudayaan Aceh
Gelaran Pekan Kebudayaan Aceh VII telah dibuka. Sejak dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud RI), Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.A.P., pada Minggu malam tanggal 05 Agustus 2018 yang lalu, kondisi lalu lintas di Kota Banda Aceh terlihat ramai dan terjadi kemacetan pada titik-titik tertentu. Gelaran ini telah sukses menarik minat wisatawan lokal, domestik, dan internasional. Tidak main-main kali ini Pemerintah Provinsi Aceh turut serta mengundang para peserta dari provinsi lain, beberapa negara ASEAN, dan negara-negara calon investor yang akan menanamkan modalnya di Aceh.
Berbeda dari gelaran-gelaran sebelumnya, Pekan Kebudayaan Aceh yang sejak tahun 1958 pertama kali digelar, untuk Pekan Kebudayaan Aceh VII tahun 2018 ini akan menampilkan tujuh rangkaian kegiatan utama: Pembukaan Resmi oleh Mendikbud RI diikuti kegiatan pawai budaya; Pameran & Eksebisi (kebudayaan, sejarah, kuliner, produk kreatif, dan bisnis kepariwisataan); Festival Seni & Budaya serta Lomba Atraksi Budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan ragam adat-istiadat, seni, dan budaya Aceh; Seminar Kebudayaan & Kemaritiman untuk mengemukakan potensi kebudayaan dan kemaritiman di Aceh; Anugerah Budaya sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah kepada masyarakat Aceh yang telah berkontribusi bagi kebudayaan daerah; dan diakhiri dengan seremoni penutupan Pekan Kebudayaan Aceh VII.
Selain dari ke-7 kegiatan utama ini, ada juga beberapa pasar rakyat yang digelar di tujuh titik lokasi rangkaian kegiatan utama tersebut. Seperti Pasar Rakyat yang ada di Taman Sulthanah Safiatuddin. Pasar Rakyat yang menyediakan bermacam ragam pernak-pernik has Aceh sampai dengan ragam macam penganan tradisional has Aceh. Jika ingin berbelanja oleh-oleh has Aceh sambil sekaligus mengicipi penganan tradisional has Aceh di sinilah tempatnya.
BPNB Aceh Hadir di PKA VII
Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) juga turut serta memeriahkan PKA VII yang akan berlangsung dari tanggal 05 – 15 Agustus 2018 ini. BPNB Aceh hadir pada Aceh Expo 2018 yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan utama yang diselenggarakan di Lapangan Blang Padang (ex Lapangan Gajah).
Pada expo kali ini BPNB Aceh bekerja sama dengan beberapa BPNB lain yang tersebar di seluruh Indonesia. Turut dalam hal ini BPNB Sumatera Barat, BPNB Kepulauan Riau, dan BPNB Jawa Barat. Adapun tema yang diangkat pada expo ini adalah Benang Merah Peradaban Islam di Nusantara.
Pada stand pameran seluas 10 M² BPNB Aceh menyajikan sejarah singkat 12 kerajaan-kerajaan Islam terbesar dan berpengaruh di Nusantara pada abad ke-4 sampai dengan awal abad ke-20 masehi, serta peninggalan-peninggalan peradaban Islam dari masa tersebut seperti mushab Al-quran dari abad ke-16 yang ditulis tangan oleh ulama pada masanya, kitab-kitab fiqih ibadah dan permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari yang juga ditulis tangan oleh ulama masa lalu. Salah satu kitab yang terkenal dan yang paling disukai oleh para pengunjung adalah kitab Hikayat Perang Sabi yang bercerita tentang fiqih seputar jihad, kisah-kisah heroik para pejuang Islam pada saat menghadapi Portugis, serta kisah-kisah ajaib yang terjadi pada masa-masa jihad melawan penjajah.
Selain kitab-kitab tersebut BPNB Aceh juga memamerkan koin-koin yang merupakan alat tukar pada masa kejayaan Kesultanan Samudera Pasai sampai ke masa kolonial Hindia Belanda. Beberapa Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang berasal dari Aceh dan Sumatera Utara serta beberapa hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh BPNB Aceh juga dipamerkan di expo ini dalam bentuk buku, booklet, dan leaflet.
Sejak dibuka pada tanggal 05 Agustus 2018 yang lalu, stand expo milik BPNB Aceh telah dikunjungi oleh hampir 1000 orang pengunjung. Mulai dari kalangan para pelajar, masyarakat umum, hingga artis nasional Marcella Zalianty yang akan memerankan Laksamana Keumalahayati pada film yang akan segera digarap oleh Marcella dkk. Pada saat hadir di stand BPNB Aceh beliau menghibahkan beberapa komik Laksamana Keumalahayati yang diproduseri oleh beliau sendiri. Semoga film yang bercerita tentang keheroikan salah satu pejuang dari Aceh ini sukses sebagaimana suksesnya Pekan Kebudayaan Aceh VII ini.
*Miftah Nasution