Kepala BPNB Aceh Membuka Seminar Proposal Penelitian Tahun 2021

0
1087

Banda Aceh, Rabu (18/11) pukul 09.15 WIB, Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti, SS., M.SP., secara resmi membuka kegiatan Seminar Proposal Penelitian BPNB Aceh tahun 2021, bertempat di Aula Lhoknga Hotel Hermes Palace, Kota Banda Aceh.

Berbeda dengan seminar-seminar sebelumnya, yang biasanya dilaksanakan diawal tahun berjalan, kali ini seluruh penelitian yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 diseminarkan diakhir tahun 2020. Tujuh tema penelitian besar dengan 24 sub judul (objek) penelitian yang akan dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) pada tahun 2021 di Provinsi Aceh dipaparkan oleh 24 orang peneliti dan pamong budaya pada unit BPNB Aceh serta mitra kerja BPNB Aceh yang berasal dari kalangan akademisi, Masyarakat Sejarawan Indonesia Aceh (MSI Aceh), Asosiasi Antropolog Indonesia Aceh (AAI Aceh), dan Asosiasi Tradisi Lisan Aceh (ATL Aceh).

Adapun tujuh tema besar penelitian yang akan dilaksanakan oleh BPNB Aceh di wilayah Provinsi Aceh adalah: Rekam Jejak Tari Tradisi di Aceh; Adat Istiadat Masyarakat di Aceh; Teater Rakyat di Aceh dan Sumatera Utara; Melawan Lupa, Penelitian Studi Kepustakaan di Banda Aceh; Jalur Rempah di Aceh dan Silang Budaya; Etnografi dan Sejarah Masyarakat Sumatera Utara; dan Kajian Naskah Kuno/Manuskrip.

Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti, SS., M.SP., pada saat membuka Seminar Proposal Penelitian tahun 2021, menyinggung soal rencana pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengajukan Jalur Rempah Indonesia sebagai nominasi Warisan Budaya Dunia ke Unesco. Beliau menyampaikan, bahwa untuk mewujudkan hal tersebut BPNB Aceh sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud, memiliki tanggung jawab serta peran serta dalam mendukung rencana tersebut. Untuk Provinsi Aceh, ada dua daerah yang masuk ke dalam Jalur Rempah Indonesia, yakni Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Utara. Maka, pada tahun 2021 salah satu tema besar penelitian yang dilaksanakan oleh BPNB Aceh adalah menyoal jalur rempah ini. Sebagai bentuk usaha penguatan atas usaha tersebut.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Perbukuan, Kemdikbud, Totok Suprayitno saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Webinar Penguatan Pembelajaran Sejarah Jalur Rempah untuk Mendukung Pengusulan Warisan Budaya Dunia ke UNESCO, secara virtual di Jakarta, Jumat (2/10). Beliau menyampaikan bahwa pemerintah bersama dengan para sejarawan, guru sejarah, dan komunitas sejarah perlu bekerja sama membangun narasi yang kuat mengenai sejarah Jalur Rempah ini, hingga nantinya Jalur Rempah Indonesia ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh Unesco.

Selain itu, Kepala BPNB Aceh menyampaikan bahwa enam tema besar penelitian lainnya adalah untuk pengayaan dan penguatan data Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Aceh yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, terutama dinas-dinas pemangku kebudayaan di daerah, baik sebagai data pendukung untuk pengajuan WBTB Indonesia ataupun untuk hal lainnya. Beliau juga menyinggung soal UU No. 5 tahun 2017, tentang Pemajuan Kebudayaan, bahwa ada amanat perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan, maka penelitian ini ataupun inventarisasi adalah awal dari perwujudan amanat tersebut.

Pada penghujung sambutan beliau, secara resmi Kepala BPNB Aceh membuka kegiatan Seminar Proposal Penelitian BPNB Aceh tahun 2021.