Setiap tahun, seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) akan dievaluasi secara internal oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan (Setditjen Kebudayaan), Kemdikbud RI. Banyak hal yang menjadi bahan evaluasi dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut, salah satunya adalah dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat terkait tupoksi dari BPNB Aceh, apakah telah tepat sasaran. Jika ada kegiatan yang dinilai kurang berdampak bagi kebudayaan dan masyarakat maka kegiatan tersebut akan dihentikan.
Terlepas dari sistem penilaian dari Setditjen Kebudayaan yang terstandart dan resmi, admin mencoba melakukan survei kecil-kecilan terhadap emak-emak yang berstatus PNS dan Pegawai Non PNS (PNPNS) yang ada di lingkungan BPNB Aceh (emak-emak Balai). Admin menanyakan kepada setiap emak-emak Balai, kegiatan apa saja yang mereka anggap sebagai kegiatan unggulan dari BPNB Aceh, secara subjektif selama mereka bekerja di BPNB Aceh. Ini dia 5 kegiatan unggulan versi emak-emak Balai:
1. Festival Permainan Tradisional Anak (FPTA)
Festival Permainan Tradisional Anak (FPTA) merupakan kegiatan perlombaan cabang permainan tradisional yang melibatkan para siswa/i tingkat Sekolah Dasar (SD) se Kota Banda Aceh dan sebagian Kabupaten Aceh Besar. Sebanyak 18 Gugus SD (15 gugus dari Banda Aceh dan 3 gugus dari Aceh Besar) berkompetisi untuk menjadi juara pertama pada setiap cabang permainan tradisional yang diperlombakan, serta menjadi yang terbaik diantara para juara, Juara Umum, sebagai gugus yang paling banyak memenangi cabang permainan tradisional yang diperlombakan. Adapun cabang-cabang yang diperlombakan adalah: Hadang (putra dan putri), Tarik Tambang (putra dan putri), Engklek (putra dan putri), Engrang (putra dan putri), dan Terompah Panjang (putra dan putri).
Pada setiap kegiatan FPTA, BPNB Aceh selalu menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh serta Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI). Diikuti oleh 1100-an peserta, kegiatan ini memang layak untuk dijadikan sebagai kegiatan unggulan BPNB Aceh. Semoga kegiatan FPTA tidak hanya berhenti sampai di sini saja, hanya menjadi event lokal. Kedepan FPTA harus memiliki gaung yang lebih besar lagi, menjadi event tahunan nasional sebagaimana Pekan Olahraga Nasional (PON).
2. Bioskop Keliling (Bioling)
Bisokop Keliling (Bioling) merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI. Bertujuan sebagai sarana penanaman nilai-nilai dan sebagai media untuk mensosialisasikan program-program pemerintah pada bidang pendidikan dan kebudayaan. Hampir seluruh UPT milik Kemdikbud di daerah-daerah memiliki program Bioling.
Tepat sekali menempatkan kegiatan ini pada urutan kedua dari lima kegiatan unggulan BPNB Aceh. Kegiatan Bioling ini dianggap sangat efektif dalam menyampaikan nilai-nilai serta dalam rangka mensosialisasikan program-program pemerintah terkait pendidikan dan kebudayaan, karena bisa menyentuh hingga ke daerah-daerah pelosok. Untuk tahun ini BPNB Aceh akan mengadakan 10 kali pemutaran Bioling di dua wilayah kerjanya, Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
3. Jejak Tradisi Daerah (Jetrada)
Jejak Tradisi Daerah atau yang biasa disingkat dengan Jetrada juga merupakan kegiatan tahunan BPNB Aceh yang melibatkan siswa/i usia Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dari Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Pada kegiatan ini para siswa/i diajak untuk mengenal tentang budaya dan tradisi suatu komunitas masyarakat yang ada di Aceh dan Sumatera Utara. Setiap tahun, lokasi tempat digelarnya kegiatan ini akan berpindah-pindah, seperti tahun lalu Jetrada di gelar di Kabupaten Bireuen dan insyaAllah tahun 2019 ini Jetrada akan diadakan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Kegiatan Jetrada ini telah memiliki jenjang hingga skala nasional, Jejak Tradisi Nasional atau yang disingkat dengan Jetranas, yang dipanitiai oleh Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi (Direktorat PKT). Sebagaimana dengan Jetrada, Jetranas ini juga akan digelar secara berpindah-pindah dari satu provinsi ke provinsi lainnya. Pesertanya dipilih dari para peserta Jetrada terbaik dari provinsi masing-masing. Pun pada Jetranas akan dipilih siswa/i peserta terbaik.
4. Lawatan Sejarah Daerah (Laseda)
Konsep dari Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) hampir mirip dengan konsep Jetrada, akan tetapi aspek yang dituju lebih kepada belajar sejarah dengan cara yang berbeda, langsung mendatangi situs dari sebuah kisah ataupun sebuah peristiwa sejarah baik di Aceh dan Sumatera Utara. Untuk tahun 2019 kegiatan Laseda akan dilaksanakan di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Laseda juga berjenjang hingga ke tingkat nasional, Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) yang konsepnya sama dengan Jetranas akan tetapi yang bertanggung jawab dengan jalannya kegiatan ini adalah Direktorat Sejarah.
5. Rapat Teknis
Ini dia kegiatan unggulan kelima atau yang terakhir versi emak-emak balai, Rapat Teknis. Kegiatan ini lebih kepada mensosialisasikan program-program unggulan BPNB Aceh serta program-program skala nasional dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud, pada bidang kebudayaan. Sasaran dari kegiatan Rapat Teknis ini adalah para dinas pemangku kebudayaan di daerah-daerah serta para stakeholder bidang kebudayaan di Aceh dan Sumatera Utara. Tahun 2019 ini kegiatan Rapat Teknis akan dilaksanakan di Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.
Miftah Nasution