Banda Aceh– Kamis, 19 Januari 2017, bertempat di ruang rapat kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh), para peneliti telah melaksanakan rapat evaluasi penelitian yang telah dilaksanakan selama tahun 2016 serta perencanaan terkait penelitian yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 ini. Rapat yang dipimpin oleh Koordinator Jabatan Fungsional Peneliti (KJF Peneliti) dan disaksikan langsung oleh pimpinan BPNB Aceh, ibu Irini Dewi Wanti.

Sebelum masuk kepada inti agenda pada rapat rutin Pejabat Fungsional Peneliti yang selalu diadakan di awal tahun ini, muncul isu serius dari para peneliti bahwa pentingnya untuk mendorong jurnal milik BPNB Aceh yang terbit sekali setahun, Jurnal Suwa, agar segera terakreditasi di LIPI. Ini tentu merupakan sesuatu yang wajib disegerakan karena jurnal terakreditasi merupakan lahan bagi para peneliti dalam upaya mengumpulkan angka kredit yang diamanatkan oleh peraturan terkait jabatan Fungsional Peneliti.

Suasana rapat evaluasi penelitian yang telah dilaksanakan oleh BPNB Aceh pada tahun 2016 dan yang akan dilaksanakan pada tahun 2017.

Selain itu perhatian juga tertuju pada buletin Haba yang diterbitkan oleh BPNB Aceh. Buletin yang terbit empat kali dalam setahun ini juga merupakan lahan lain, diluar jurnal Suwa, bagi peneliti didalam usaha mengumpulkan angka kredit. Salah satu isu yang mencuat terkait buletin ini adalah tidak dinilainya tulisan para peneliti dan calin peneliti yang pernah dimuat pada buletin Haba ini. Ini juga menjadi perhatian khusus terutama bagi kepala BPNB Aceh. Hal ini akan coba dikomunikasikan kepada tim penilai di Balitbang Kemdikbud.

Untuk terbitan balai dalam bentuk lain seperti buku, booklet, dan leaflet juga menjadi perhatian kedapan. Selain konten yang terdapat pada hal-hal tersebut di atas, tampilan dari ketiga produk terbitan balai akan distandarkan mulai tahun 2017 ini. Sebagaimana ada istilah “don’t judge the book just from the cover”, akan tetapi di dalam teori marketing tampilan itu juga amat berperan penting didalam memasarkan suatu produk, walau harus tetap memperhatikan konten dari produk itu. Tentu didalam hal ini produk yang dihasilkan oleh balai adalah berupa informasi, ide-ide pun data-data hasil penelitian yang tertuang dalam bentuk cetakan resmi yang dipublish oleh BPNB Aceh, baik itu Jurnal Suwa, Buletin Haba, buku, booklet, dan leaflet. Dan bagaimana agar konten itu sampai kepada masyarakat, yah salah satunya adalah dengan cara memperbaiki/memperindah tampilan dari produk percetakan tadi. Jadi tampilan itu juga penting.

Masuk pada inti agenda rapat, telah dibahas terkait sejauh mana penelitian pada tahun 2016 yang lalu telah berjalan. Semua penelitian telah berjalan dengan baik, dan pada dua minggu kedepan seluruh peneliti akan menyerahkan laporan penelitian masing-masing dalam bentuk tulisan.

Untuk penelitian pada tahun 2017 ini, BPNB Aceh akan melaksanakan delapan topik penelitian terkait kesejarahan dan kebudayaan di wilayah kerjanya, Aceh dan Sumatera Utara. Krue Seumangat: Sejarah dan Budaya, Relasi Islam-Kristen di Sipirok; Matapencaharian Masyarakat Aliran Sungai Singkil; Medan Mengaji: Kajian Kebijakan dan Penanaman Budi Pekerti; Kajian Bandar Lada di Pantai Barat Aceh; Bandar dan Komoditas Perdagangan di Sumatera Timur; Pesebaran Tarekat di Pantai Barat Aceh; Kajian Masyarakat Jawa Deli, Sejarah dan Kebudayaan. InsyaAllah kedelapan penelitian ini akan mulai berjalan sejak pertengahan bulan Februari 2017.