Revitalisasi Kesenian yang Hampir Punah di Kepri

0
414
Narasumber presentasi

Direktorat Kesenian, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Fokus Diskusi Terpumpun revitalisasi  kesenian yang hampir punah di Kepri tahun 2019, Selasa (11/12) di Hotel CK Tanjungpinang. Ada 20-an kesenian yang  diinventarisir yang memungkinkan untuk dipilih sekitar dua karya budaya untuk direvitalisasi tahun 2019.

Kasubdit Seni Media, Dit Kesenian, Tubagus Andre Sukmana mengatakan, direncanakan tahun 2019 ada dua karya budaya kesenian yang hampir punah untuk direvitalisasi. “Makanya dalam diskusi ini kami minta masukan. Kira-kira kesenian apa yang mau diangkat. Kabupaten Lingga sangat pro aktif untuk adanya program revitalisasi di daerahnya,”kata Andre, sapaan akrabnya.

Ada empat narasumber dalam kegiatan ini, diantaranya Kamarulzaman dari Lingga, pelaku budaya, Ary Sastra, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Toto Sucipto, Nanda Darius dari BPNB Kepri, Kasi Kesenian Dinas Kebudayaan Kepri, Irwanto dan Tubagus Andre menjadi moderator diskusi.

Kamarulzaman yang sehari-hari menjabat Sekretaris Dinas Kebudayaan Lingga memaparkan sejumlah karya budaya Lingga yang menarik untuk direvitalisasi. Antara lain teater bangsawan, joget dangkong, tari inai, tari merawai, tari bejenjang dan barodat. Ary Sastra menilai tari bejenjang yang merupakan upacara ritual pengobatan di Desa Mentuda, Kecamatan Lingga menarik untuk diangkat.

Peserta diskusi

Kasi Kesenian Dikbud Kepri, Irwanto memaparkan berbagai karya budaya dari Kepri yang sudah diangkat jadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia. Ia menilai ada puluhan karya budaya dari Kepri yang bisa direvitalisasi. “Kalau harus memilih satu atau dua karya budaya untuk direvitalisasi. Saya memilih zapin penyengat dan satu lagi karya budaya dari Lingga,”kata Irwanto.

Banyak masukan dalam diskusi ini. Koordinator Peneliti Sejarah BPNB Kepri, Anastasia Wiwik Swastiwi mengusulkan ada dua karya budaya dari Tanjungpinang yang pantas direvitalisasi, yakni Boria Indra Perkasa Penyengat dan Zapin penyengat. “Banyak kesenian yang hampir punah di Kepri. Kalau ada pilihan, saya memilih boria dan zapin Penyengat,”kata Wiwik.

Dalam diskusi ini setidaknya ada 21 karya budaya yang diinvetarisir yang berasal dari kabupaten/kota yang ada di Kepri. Tersebar di Kabupaten Lingga, Tanjungpinang, Anambas, Natuna, Karimun dan Bintan.**