Menyemai Warisan Budaya Melalui Dokumentasi Kebudayaan

0
1174

workshop dokumentasi kebudayaan.txtBalai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Tanjungpinang mengadakan Workshop Sejarah dan Budaya Lokal: Dokumentasi Kebudayaan bertema ”Menyemai Benih Kepedulian pada Warisan Budaya” tanggal 2 dan 3 September 2015 di Gedung Balai Adat Riau,, Jalan Diponegoro.

Kegiatan dengan fokus Dokumentasi Kebudayaan ini bertujuan untuk memperkenalkan aspek dokumentasi kebudayaan, berbagai konsep akademis terkait dengan istilah kebudayaan, tradisi, dan kesejarahan, manfaat dokumentasi dalam pelestarian kebudayaan, serta teknik dokumentasi.

Secara umum, workshop ini merupakan upaya untuk menyuntikkan ide mengenai dokumentasi kebudayaan sebagai sebuah kesadaran untuk merekam masa dan peristiwa, serta merangsang kepedulian pada lingkungan fisik dan nonfisik.
“Dengan adanya workshop ini diharapkan para peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan mengenai dokumentasi kebudayaan dan menularkan pengetahuannya kepada komunitas mereka untuk turut aktif di dalamnya,”kata Kepala BPNB Tanjungpinang yang diwakili Novendra dalam sambutannya saat pembukaan.

Kata Novendra, BPNB Tanjungpinang mempunyai wilayah kerja empat provinsi, yakni Kepri, Riau, Jambi dan Bangka Belitung. Tiap tahun BPNB Tanjungpinang rutin menggelar workshop sejarah lokal dan budaya. Workshop ini diisi dengan berbagai materi yang disampaikan oleh enam pemateri. Antara lain, oleh Ketua Dewan Pengurus Harian Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Drs. Al Azhar dengan pemaparan ”Kepentingan Dokumentasi Kebudayaan dalam Merumuskan Kebijakan Kebudayaan”. Sementara pemaparan berjudul “inventarisasi warisan budaya tak benda” disampaikan oleh Febby Febriyandi YS, S.Sos dari BPNB Tanjungpinang. Selanjutnya, Drs. Elmustian Rahman, MA menyajikan tema ”Dokumentasi Kebudayaan: Persoalan Teks dan Konteks. Sementara Dedi Ariandi, ST menyampaikan paparan tentang ”Arsitektur dan Tata ruang Kota: Dokumentasi Kebudayaan Bendawi. Di sesi berikutnya, SPN Zuarman Ahmad, SPd menyampaikan tema tentang ”Dokumentasi Musik Tradisi” dan Junaidi Syam, S.Sn., MA menyampaikan pemaparan ”Teknik Perekaman Audio Visual di Lapangan”.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 70 peserta dengan berbagai latar belakang, seperti guru kesenian, mahasiswa, aktivis LSM Kebudayaan, wartawan, dinas terkait dan perorangan. Tak hanya penyampaian materi, pada hari kedua digelar pelatihan. Sebanyak dua kelompok dibagi dalam dua kelompok. Yakni, kelompok zapin tradisi dan satu lagi kelompok arsitektur. Kelompok zapin dibawah koordinasi Zuarman Ahmad, sedangkan kelompok arsitektur dengan pemateri Dedi Ariandi. ***