Menghidupkan Kembali Kampung Cina Daik

0
332
Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dalam kegiatan Menyemai Rindu di Kampung Cine.

Sembang budaya Menyemai Rindu di Kampung Cine persembahan Balai Seni Pusaka Lingga, Selasa (4/12) malam berlangsung menarik. Sejumlah tokoh yang dihadirkan membicarakan Kampung Cina Daik yang terbakar tahun 2017 lalu dalam pandangan mereka masing-masing. Acara dipandu H Nadar.

Kadis Kebudayaan Lingga, M Ishak memiliki ingatan yang dalam tentang Kampung Cina Daik. Saat dia kecil, ia mengaku sering melihat pertunjukkan bangsawan di Kampung Cina Daik.
Di sana dulunya ada bioskop. “Saat saya kecil, saya masih ingat. Sering melihat Pak Nyat Kadir saat muda main bangsawan di Kampung Cina,”kata Ishak.

Ia juga menelusuri data sejarah. Ternyata Kampung Cina Daik sudah pernah terbakar selama lima kali. Kebakaran pernah tahun 1881, 1929, 1972, 1974 dan terakhir 2017
lalu.”Kebakaran yang terjadi jangan kaitkan dengan hal-hal di luar nalar. Sudah beberapa kali terjadi kebakaran di sini,”kata Ishak.
Hal yang harus dipikirkan, katanya adalah bagaimana menata kembali Kampung Cina yang ludes dalam musibah tahun lalu. Kampung Cina Daik sejak zaman Kesultanan Riau Lingga
dulunya sudah jadi pusat sejarah dan budaya. Di Kampung Cina penduduknya beragam etnis mulai dari Melayu, Tionghoa, belakangan hadir etnis Jawa, Minang dan Bugis. “Kita ingin

Kampung Cina ini ditata lagi. Biar kembali jadi pusat sejarah dan budaya. Tak hanya pusat ekonomi belaka,”ujarnya.
Keberagaman etnis di Kampung Cina Daik pada masa lampau juga menjadi catatan Encik M Asyad, mantan Lurah Daik. Di Kampung Cina tak hanya orang Melayu dan Tionghoa yang ada.
Etnis lain, seperti Minangkabau, Jawa dan Batak juga ramai mendiami wilayah Kampung Cina. “Kehidupan di Kampung Cina sangat Harmonis. Belum pernah terdengar konflik antar
etnis,”ujarnya.

Ketua panitia, Harik Kurniawan alias Wawan Daek menyebutkan, pihaknya sengaja mengangkat tema Menyemai Rindu di Kampung Cine karena merasa terpanggil atas keprihatinan musibah kebakaran Kampung Cina Daik yang sudah satu tahun, namun hingga saat belum ada upaya yang kongkrit dalam menghidupkan kembali Kampung Cina ini. “Kampung Cina ini bukan hanya pusat ekonomi sejak masa lampau. Tapi nilai kesejarahannya yang luar biasa. Lintas etnis hidup ruku dan damai di kampung ini. Kita ingin bangkitkan nostalgia itu untuk dicarikan solusi untuk menghidupkan kembali kampung tercinta ini,”kata Wawan.

Sementara, Wakil Bupati Lingga, M Nizar dalam acara ini menyampaikan rencana Pemkab Lingga yang menyiapkan Rp10 miliar untuk penanaman
dinding pancang sungai di bantaran Kampung Cina, Kelurahan Daik, Kecamatan Lingga. “Kami menganggarkan Rp10 miliar untuk penanaman dinding pancang sungai Kampung Cina tahun 2019 nanti. Sebagian itu juga untuk penimbunan,” kata Nizar.

Narasumber lain, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dan Presiden Penyair Indonsia juga memberikan pendapatnya tentang kondisi Kampung Cina dari perspektif masing-masing. Tak hanya sembang budaya. Dalam malam penutupan juga ada penampilan parade puisi. Tak hanya Sutarji, penyair lain juga tampil, seperti Alang Dilaut dan Norman S. **