Lawatan Budaya ke Pulau Penyengat

0
174
Foto bersama di depan Masjid Sultan Riau, Pulau Penyengat

Puluhan orang peserta Festival Penyair Internasional yang digelar Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri diajak mengikuti lawatan budaya ke Pulau Penyengat, Ahad (25/11) kemarin. Sejumlah peserta dari Brunei Darussalam dan Malaysia terkesan dengan pulau bersejarah ini.

Dzulkiflee dari Persatuan Sejarah Brunei mengaku sangat antusias dan tertarik dengan keberadaan Pulau Penyengat dengan sejarahnya yang gemilang di masa lampau. Ini kunjungannya pertama kali ke Pulau Penyengat dan terpesona melihat banyaknya cagar budaya yang ada di Penyengat. “Saya tertarik mengkaji bagaimana hubungan negeri ini, Riau Liau masa lampau dengan Brunei,”kata Dzulkiflee.

Usai mengikuti Festival Syair Internasional ini, rencananya ia sebelum bertolak pulang ke Brunei singgah dulu di Sumatra Barat. Ia akan mengunjungi Pagaruyung. Leluhurnya berasal dari daerah ini dan ia juga sudah bersahabat baik dengan perwarisan Kerajaan Pagaruyung. “Kalau ke Penyengat ini kali pertama. Tapi kalau ke Minangkabau, saya sudah pernah,”ujarnya.

Tak hanya tamu undangan dari Malaysia, Brunei dan Singapura, peserta Festival Syair
Internasional, yaitu Zulkarnain dari Jambi juga mengaku bersyukur bisa ke Pulau Penyengat. “Ke Batam saya sudah sering. Ini kunjungan pertama ke Tanjungpinang dan bersyukur bisa ke Penyengat,”kata seniman kondang Jambi ini.

Di Penyengat, rombongan diajak mengunjungi makam Komplek Engku Hamidah dan Raja Hali Haji. Selain itu mengunjungi Makam Raja Haji Fizabilillah, Balai Adat Penyengat dan sebagian juga melihat Pasar Warisan Penyengat. **