Kearifan Lokal Masyarakat Adat Orang Laut di Kepri

0
5550
Pulau Lipan
Pulau Lipan

Buku ini hasil penelitian dua peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri yang dulunya bernama Balai Kajian Sejarah Nilai Tradisional (BKNST) Tanjungpinang, Evawarni dan Sindu Galba tahun 2005. Penelitian dilakukan di Pulau Lipan Desa Penuba, Kabupaten Lingga. Penelitian memfokuskan kajiannya pada pengetahuan orang laut yang berhubungan dengan gejala alam, biota laut dan cara pemanfaatannya.

Hal ini berguna tak hanya untuk kelangsungan hidup dan budaya orang laut, melainkan untuk bahan pertimbangan bagi pemerintah atau pengambil kebijakan dalam usaha melindungan kekayaan biota laut. Banyak pemodal atau mereka yang memiliki kekuasaan mengincar potensi laut tempatnya orang laut mencari hidup.

Dari penelitian ini diketahui, orang laut di Pulau Lipan telah lama, yakni lebih 20 tahun menetap di sana.Meski bermukim di darat, mata pencaharian mereka tetap nelayan dengan peralatan yang masih sederhana. Orang laut tak memiliki kepandaian dan tak bisa hidup dari bertani atau pekerjaan lain. Itu berlangsung sejak mereka mulai menetap hingga saat penelitian dilakukan. Aktivitas keseharian mereka lebih banyak di laut. Pada umumnya masyarakat adat orang laut mengetahui tentang musim, keadaan angin, air pasang surut, tempat-tempat yang memungkinkan terdapat banyak biota laut yang dapat diambil dan cara-cara memprolehnya,. Mereka juga mengetahui cara menghadapi ancaman alam, seperti angin kencang badai, gelombang tinggi saat berada ditengah laut.

Orang laut yang telah menetap ini, telah beragama Islam dan Kristen, namun mereka masih meyakini adanya roh nenek moyang dan makhluk halus yang bisa mempengaruhi kehidupan mereka. Tak ada lagi upacara khusus, seperti semah laut, mengan tar sesajen tapi mereka meyakini keberadaan roh nenek moyang. Satu hal hal lagi yang bisa dipetik dari orang laut adalah dalam memanfaatkan laut, mereka tak pernah menggunakan cara-cara yang merusak ekosistem biota laut. Teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan. Masyarakat adat orang laut menyadari mereka bertahan hidup bergantung pada laut dan isinya.

Dari buku ini daoat diambil bbeberapa nilai yang dapat memperkokoh jati diri dan integrasi bangsa. Nilai yang mengokohkan jati diri bangsa, antara lain: nilai ketuhanan, nilai kesabaran, nilai kesetian dan nilai sosial. Sedangkan menguatkan integrasi bangsa, antara lain nilai kesetaraan, nilai etika dan nilai solidaritas.**

Informasi bibliografi

Judul :Kearifan lokal masyarakat adat Orang Laut di Kepulauan Riau
Pengarang :Evawarni, Sindu Galba
Editor :Arif Wijaya
Penerbit :Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2005
Tebal :81 halaman