Gelar Budaya Melayu 2024 yang ditaja BPK Wilayah IV telah dilaksanakan di Dumai dan Siak (16-17/6), dan Penyengat, Tanjungpinang (5-6/7). Gelar Budaya Melayu ini digelar bersempena dengan Muhibah Budaya Jalur Rempah, kegiatan yang ditaja Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan kebudayaan, Kemdikbudristek RI.
Kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 ini berupa pelayaran menggunakan KRI Dewaruci dengan tujuh titik sandar, yaitu Belitung Timur, Dumai, Sabang, Malaka, Tanjunguban (Bintan), Lampung, dan Jakarta. Ketika sandar di tujuh titik tersebut, para peserta Muhibah Budaya Jalur 2024 mengunjungi situs cagar budaya, serta keragaman budaya di nusantara.
Berbagai kegiatan digelar pada Gelar Budaya Melayu 2024, di antaranya pameran berbagai produk budaya lokal, pameran khazanah manuskrip di Rumah Sotoh, Masjid Sultan Riau dan koleksi manuskrip dan buku di Balai Maklumat Yayasan Indrasakti, lokakarya wau Raja Tebuk Isi, lokakarya menulis dan membaca Arab-Melayu yang dibimbing oleh Priyo Joko Purnomo dan Junaidi Syam, jelajah cagar budaya Siak dan Penyengat, demo kuliner tradisional, pameran foto Peduli Warisan Budaya Siak dan Penyengat, lomba konten media sosial, tari Zapin Istana oleh Sri Tembayat Mempura, dendang syair oleh Winda Harniati, pertunjukan tari Mahligai sembilan Tingkat oleh Sanggar Seni dan Tari Mandiangin, dan pertunjukan musik “Sound of Spice Routes” oleh Riau Rhythm, dan sebagainya.
Jelajah Penyengat dan Siak
Jelajah Penyengat mengambil tema Jalan Pena Cendekia Pulau Penyengat. Dengan tema tersebut para peserta Jelajah Penyengat diajak untuk menjejaki titik peradaban intelektual dibangun di pulau tersebut; Masjid Sultan Riau, Rumah Sotoh, Gedung Tabib, Balai Maklumat Indrasakti, Makam Engku Putri Hamidah, Makam raja Ali Haji, Makam Raja Haji Fisabilillah, Tapak Rusydiyah Club, Rumah Raja Haji Abdullah, dan Gedung Tengku Bilik.
Pada kegiatan Jelajah Penyengat, para peserta didampingi oleh para pemandu yang terdiri dari Nurfatilla Afidah, Novi Asti Lalasati, dan Raja Fahrul yang menjelaskan terkait peran penting titik-titik yang dikunjungi itu dengan peradaban intelektualitas di Pulau Penyengat. Pada titik kunjung Rumah Sotoh terdapat narasumber Aswandi Syahri dan Raja Malik di Balai Maklumat Indrasakti yang menerangkan lebih spesifik kepada para peserta.
Penjaringan peserta dilakukan melalui pendaftaran secara daring (isi form). Latar belakang peserta beragam, mulai dari siswa, mahasiswa, guru, pensiunan, ASN, karyawan swasta, dan sebagainya. Peserta Jelajah Penyengat juga tidak hanya berasal dari Tanjungpinang saja, terdapat beberapa peserta yang berasal dari Seri Koala Lobam dan Tanjunguban (Bintan), serta Batam.
Sedangkan peserta Jelajah Siak yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Raya Iduladha 1445 H (17/6)terdiri dari siswa SMPN 1 Siak dengan dipandu oleh Budi Rahmat Ramadhan (Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Siak). Para peserta jelajah diajak mengunjungi objek cagar budaya yang lokasinya berdekatan. Di antaranya adalah Masjid Raya Syahabuddin, Makam Sultan Kasim II, Museum Balairung Sri, dan Gedung Display Arsip, Siak.
Kegiatan-kegiatan dalam Gelar Budaya Melayu 2024 di atas merupakan upaya BPK Wilayah IV dalam melakukan pelindungan kebudayaan Melayu. BPK Wilayah IV berharap melalui kegiatan Gelar Budaya Melayu ini dapat memantik publik untuk lebih mengenal dan melestarikan warisan budaya di Tanah Melayu ini.* (Jauhar Mubarok)