Alkisah Mesin Jahit Engkol yang Ditinggalkan

0
3803

Sejarah masuknya mesin jahit ke Tanah Air bersamaan dengan masuknya Belanda menjajah negeri ini. Mesin jahit ditemukan oleh Elias Howe, lalu berkembang berbagai merek mesin jahit di Amerika dan Eropa. Mesin jahit yang dibawa ke Indonesia awal mulanya masih digerakkan secara manual menggunakan tangan, memiliki ukuran mini mulai 10 centimeter (cm) hingga 30 cm, sehingga bisa dibawa ke mana-mana. Kemudian berkembang mesin jahit dengan penopang meja yang menggunakan bantuan tenaga kaki untuk menggerakkan mesin.

Mesin jahit Singer yang pertama masuk Indonesia adalah model klasik berwarna hitam. Kemudian berkembang dengan menggunakan tipe mesin flat bed dan hi-speed dengan pola jahitan lurus. Baru pada tahun 2000-an, Singer mengeluarkan mesin jahit dari bahan plastik, fiber dan portabel dengan beragam pola yang terprogram di mesin jahit sehingga memudahkan pemakainya.

Saat awal, digunakan mesin sistem engkol. Pada sistem engkol, tangan kiri memegang dan mengarahkan kain yang dijahit sementara tangan kanan untuk memutar mesin. Semakin cepat putaran, akan semakin cepat pula gerakan jarum jahit. Mesin jahit engkol digantikan dengan mesin jahit sistem kaki, yang dalam perkembangannya bisa dimodifikasi dengan menggunakan motor penggerak.

Setelahnya muncul kombinasi mesin jahit yang digerakkan menggunakan tangan dan kaki hingga akhirnya memanfaatkan energi listrik. Sementara mesin jahit yang menggunakan kaki, meski kebanyakan berukuran lebih besar namun ada yang bisa dijinjing Berat mesin jahit pun beragam mulai 1 kilogram (kg) hingga 10 kg. Mesin yang digunakan menjahit sepatu memiliki ukuran lebih besar dan bobot lebih berat dibanding mesin jahit pakaian.
Adapun merek mesin jahit yang masuk ke pasar lokal, seperti Singer, Butterfly, Pfaff, Miyake, Gritzner-Durlach, dan
Mouser Specia. Menurut Hermanu, merek yang legendaris hingga kini adalah Singer, Butterfly dan Pfaff. Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa merek hilang dari pasar Indonesia, namun muncul banyak merek lain, di antaranya Brother, Janome dan Juki.

Dan sebagai salah satu mesin jahit yang merajai pasar Indonesia, Singer yang diciptakan Isaac Merritt Singer pada 1851 dipasarkan oleh Singer Corporation. Namun berganti nama menjadi Singer Manufacturing Company pada 1865, dan berubah lagi menjadi The Singer Company pada 1963. Di sini, Singer kali pertama dipasarkan oleh PT Singer Indonesia. Namun perusahaan itu gulung tikar dan diambil alih PT Wijaya Mapan Abadi. Tahun 2000-an sudah bukan Amerika lagi yang pegang. Singer bangkrut, lalu dipegang PT Wijaya Mapan Abadi pada 2003.