Kiprah Tenas Effendy Berbuah Anugrah Kebudayaan

0
490
Tengku Hidayati Efiza, menerima penghargaan untuk Anugrah Kebudayaan untuk ayahnya budayawan Riau, almarhum Tenas Effendy.

Almarhum Tenas Effendy dianugerahi tanda kehormatan Bintang Mahaputera Nararya atas dedikasinya terhadap budaya Melayu. Penyerahan tanda kehormatan itu dilaksanakan pada kegiatan Anugerah Kebudayaan tahun 2019 yang ditaja Kemendikbud, Rabu (9/10) lalu di Jakarta.

Penghargaan diterima anak almarhum, yaitu Tengku Hidayati Efiza. Kemendikbud memberikan Lencana Emas kepada penerima. Total Kemendikbud memberikan anugerah kebudayaan kepada 59 orang baik perorangan maupun komunitas. Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi dan dedikasi yang telah ditorehkan dalam membesarkan kebudayaan Indonesia.

Pemberian Anugerah Kebudayaan 2019 menjadi salah satu kegiatan dalam rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2019. Selain itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga akan memberikan penghargaan khusus untuk lima orang maestro seni tradisi tari.

Tengku Nasyaruddin Effendy atau lebih dikenal dengan nama Tenas Effendy lahir di Dusun Tanjung Malim, Desa Kuala Panduk, Pelalawan, Riau, 9 November 1936 – meninggal di Pekanbaru, Riau, 28 Februari 2015 pada umur 78 tahun. Tenas pernah mengecap pendidikan di Sekolah Agama Hasyimiah 6 tahun, (tamat 1950), Sekolah Rakyat 6 tahun di Pelalawan (1950), Sekolah Guru B3 di Bengkalis (1953), dan Sekolah Guru A3 di Padang (1957), lalu meneruskan pendidikan secara otodidak.

Tenas merupakan seorang yang sangat ahli dan akrab dalam seni bahasa dan tradisi Melayu. Ia tunak mengumpulkan tafsir-tafsir empirik dan kitab-kitab otoritatif yang berserakan dengan kondisi kenyataan yang terus berubah. Ia mampu mengambil intisari dari tafsir-tafsir tersebut lalu kemudian dipadukan dengan kelaziman sastrawi. Ia seperti sosok pengembara peradaban yang mampu terus bercerita dalam merawat tradisi dan kebudayaan melayu melalu seni baca tulis.

Tenas telah menerbitkan 112 buku dengan topik budaya Melayu. Karya-karyanya pun telah diseminarkan di luar negeri, seperti di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, bahkan hingga ke Madagaskar. **