Buku Panduan Muatan Lokal Kepri Disusun

0
1235
Direktur Kepercayaan TYME dan Tradisi, Sri Hartini membuka lokakarya di Hotel Aston, Tanjungpinang
Direktur Kepercayaan TYME dan Tradisi, Sri Hartini membuka lokakarya di Hotel Aston, Tanjungpinang

Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Kemdikbud membuat program penulisan buku panduan muatan lokal untuk SD, SMP dan SMA se-Kepri. Buku panduan ditulis para akademisi dari berbagai kampus di Kepri, budayawan dan para peneliti.

Enam penulis buku itu, yakni DR Abdul Malik (UMRAH), Dra Nurbaiti Usman Siam M.Si, Endri Sanoppaka (Stisipol), Abdul Kadir Ibrahim MT (budayawan), Raja Suzanna (budyawan) dan Zulkifli Harto M Hum (BPNB Kepri). Buku panduan editornya, Suarman yang sehari-hari menjabat Kepala BPNB Kepri. Buku panduan yang ditulis juga dipertajam dengan masukan dari DR Abdul Latief Bustami dan DR Sumiati dari Kemendikbud. Buku panduan ini nantinya akan menjadi acuan bagi dinas pendidikan kabupaten/kota untuk bahan muatan lokal dan dibawah koordinasi Dinas Pendidikan Kepri.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Sri Hartini mengatakan, direktorat yang dipimpinnya telah menyiapkan buku panduan untuk muatan lokal di 10 provinsi dalam empat tahun terakhir. Sebelum membuat buku panduan untuk muatan lokal, pihaknya terlebih dahulu membuat berbagai tahapan, termasuk menggelar lokakarya Program Penyusunan Analisis Konteks Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisisional (PTEBT) berbasis muatan lokal. “Dalam lokakarya, para penulis buku akan mempresentasikan hasil tulisannya. Para budayawan, guru atau dinas pendidikan silahkan beri masukan. Biar buku panduannya mantap,”kata Sri saat membuka lokakarya PTEBT di Hotel Aston, Rabu (24/8) malam.

Dijelaskan, direktorat yang dipimpinnya telah menyusun berbagai tahapan untuk tujuan muatan lokal. Diantaranya, focus group discussion, lokakarya, penulisan analisis konteks PTEBT dan ujicoba.”Kami sangat mengharapkan kerjasama Disdik Kepri dan disdik kabupaten/kota. Tanpa kerjasama dan koordinasi. Tujuan membuat buku panduan muatan lokal takkan tercapai,”ujarnya.

Sementara, Kadisdik Kepri, Yatim Mustafa mengaku, bangga dipilihnya Kepri untuk oleh Kemendikbud untuk pembuatan buku panduan muatan lokal. “Seperti disampaikan ibu direktur. Ada 34 provinsi, tapi yang dipilih hanya 10 provinsi dan terealisasi. Kepercayaan ini akan kami laksanakan,”kata Yatim.

Ia meminta disdik kabupaten/kota, para budayawan, serta para guru dapat memberikan masukan agar buku panduan yang disusun lengkap dan isinya sesuai dengan budaya Melayu.
Dengan adanya masukan maupun kritik dari para budayawan, tokoh adat, para guru dan stake holders lainnya, buku yang ditulis lebih bernas dan isinya dapat dipertanggungjawab,”ujarnya. **