Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri dalam bulan Agustus 2018 ini melakukan perekaman film dua karya budaya di Provinsi Riau, yakni tepuk tepuk tawar Melayu Riau dan kuliner Melayu Riau.
Tradisi tepuk tepung tawar tak hanya ada di Riau, tapi juga ada di Kepulauan Riau. Tradisi inidilakukan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Melayu, setelah mereka merasakan nikmat dari Allah SWT, entah itu nikmat sehat, nikmat rizki dan nilmat-nikmat lainya.
“Orang Melayu Riau banyak melakukan tepuk tepung tawar dalam kehidupan mereka. Tak hanya pada upacara pengantin, tapi juga berbagai kegiatan,seperti selamatan. Makanya kita buat perekaman agar karya budaya ini bisa terdokumentasi dengan bagus,”kata Sita Rohana, ketua pelaksana perekaman dari BPNB Kepri.
Tepuk tepung tawar merupakan upacara adat dan juga bentuk persembahan syukur atas tekabulnya suatu keinginan atau usaha, upacara ini dilakukan pada dua ketentuan,baik pada manusia maupun pada benda. Tepuk tepung tawar biasa di pergunakan dalam acara-acara tertentu misalnya : pernikahan, menempati rumah baru, mengendarai kendaraan baru, khitanan, serta bentuk-bentuk dari luapan rasa kegembiraan bagi orang-orang yang mempunyai hajatan, atau semacam upacara adat yang sakral lainnya.
Tepuk Tepung Tawar bagi masyarakat Melayu merupakan simbol budaya dan akan tetap terpelihara jika semua unsur pendukung budaya itu selalu berupaya dan menjunjung tinggi keberadaan Tepuk Tepung Tawar tersebut. Dengan demikian juga akan melanggengkan keberadaan Tepuk Tepung Tawar dalam kehidupan masyarakat.Namun kenyataannya banyak dari acara Tepuk Tepung Tawar yang berubah dalam pelaksanaannya.
Sementara tim lain BPNB Kepri dibawah ketua pelaksana, Novendra melakukan perekaman kuliner khas Melayu Riau. “Riau identik dengan Melayu. Setiap kabupaten/kota memiliki kuliner yang unik. Inilah yang kita rekam. Harapannya bisa menjadi data dukung untuk pengusulan warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia dari Riau,”kata Novendra. **