Pada momen Perhelatan Memuliakan Tamadun Melayu Antar Bangsa di Daik Lingga, Yayasan Masyarakat Layang-layang Indonesia (YMLI) Provinsi Kepri bawa 30 layang-layang untuk diterbangkan di udara langit Lingga. Penampilan layang-layang pada Tamadun Melayu tersebut merupakan bentuk melestarikan permainan tradisional yang sudah sejak dulunya ada di Bumi Bunda Tanah Melayu Daik Lingga ini.
“Kita banyak bawa layang-layangnya, yang berlainan jenis. Cuma, mungkin untuk saat ini angin belum memenuhi syarat, karena layang-layang kita kan besar-besar ini, jadi minimal untuk menerbangkan layang-layang besar, kita perlu angin 18-20 knot, itu baru bisa kita terbangkan,” kata Ketua Pengurus YMLI Provinsi Kepri, Abdul Syukur.
Permainan layang-layang yang dilakukan di Lapangan Sepak Bola Sultan Mahmud Riayat Syah, Daik Lingga itu masih terkendala kondisi angin yang belum maksimal.
“Tapi untuk angin-angin seperti sekarang ini, kita juga punya layang-layang yang sejenis itu. Kita berusaha kalau ada angin, semuanya kita tampilkan, ini kita membawa sekitar 30 jenis. Tapi itu tadi, kalau untuk menaikkan 30 jenis ini, kita ada kategori angin yang lebih kencang,” ujarnya.
Ia berharap, hingga sore hari nanti, kondisi angin disekitaran lokasi dapat membaik, sehingga seluruh layang-layang yang dibawa dapat dinaikkan dan dapat dilihat oleh masyarakat Lingga.