Cerita Asal Usul Pulau Penyengat Ditulis Buku

0
1821
Ruziana dan Arif Alfian, foto bersama di depan Kantor BPNB Kepri.

Ruziana, penulis Kepri sedang mengggarap cerita asal usul Pulau Penyengat, Kepri. Hasil tulisan nanti diterbitkan dalam buku dengan segmen pembaca anak-anak. Penulisan buku cerita anak seri Pengenalan Budaya Nusantara merupakan program Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Tradisi, Kemdikbud.

Dalam pengumpulan data, Ruziana didampingi Staf Kemdikbud, Arif Alfian langsung turun ke Pulau Penyengat dan studi diperpustakaan yang ada di Tanjungpinang 25-28 April 2017. Salah satunya berkunjung ke Perpustakaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Selasa (25/4) lalu. Ia mencari bahan-bahan terkait cerita rakyat Pulau Penyengat, kondisi cagar budaya di sana dan beragam informasi tentang Pulau Penyengat. “Cerita yang ditulis nanti ringan. Ada sosok anak yang kita angkat dalam cerita. Fiksi tapi kita tetap tak bisa melepaskan diri fakta sejarah tentang Pulau Penyengat,”kata Ruziana.

Selain Ruziana, dua penulis lain di Kepri, yakni Sri Murni dan Citra Pandiangan juga sedang dalam proses pengumpulan data dan penulisan cerita rakyat dan tradisi
di Kepri. Sri Murni yang akrab disapa Menik menulis cerita Laksamana Hang Tuah, sedangkan Citra Pandiangan tertarik menulis tepak sirih dalam upacara adat.

Program penulisan buku cerita anak seri Pengenalan Budaya Nusantara ini merupakan tahun ketiga, dimana setiap tahunnya tempat-tempat yang digarap berbeda-beda. Tahun-tahun sebelumnya sudah mengangkat cerita rakyat dan upacara adat daerah daerah Pulau Jawa dan sekitarnya, tahun ini dikhususkan untuk wilayah Sumatera.Selain dari Kepri, terdapat 15 penulis lainnya dari Pulau Sumatera yakni Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung (Babel) dan Lampung.

Buku yang ditulis masing-masing penulis adalah tentang cerita rakyat dan upacara adat yang ada di daerah masing-masing. Hasil penulisan nantinya akan dicetak per judul dan full colour serta penuh dengan gambar dan ilustrasi yang bisa membangkitkan minat baca anak. Buku-buku tersebut akan didistribusikan ke sekolah-sekolah di Indonesia sebagai bahan bacaan untuk kelas 4-6 SD. Buku-buku tersebut juga akan disebar di sekolah-sekolah anak Indonesia yang ada di luar negeri.**