Pada Jumat, 6 Desember 2024, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Kebudayaan, Bapak Ahmad Mahendra, melakukan kunjungan kerja ke Cagar Budaya Nasional Benteng Amsterdam di Negeri Hila, Kabupaten Maluku Tengah. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan kerja beliau di Provinsi Maluku yang bertujuan untuk melihat langsung kondisi salah satu situs bersejarah penting di kawasan tersebut serta menggali potensi pemanfaatannya melalui pendekatan teknologi dan inovasi media baru.
Dalam kunjungan tersebut, Bapak Ahmad Mahendra didampingi oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX, Bapak Dody Wiranto, S.S., M.Hum. Kunjungan ini tidak hanya berfokus pada aspek pelestarian fisik dari benteng, tetapi juga membahas strategi pengelolaan dan pengembangan situs tersebut agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat setempat dan sektor pariwisata di Maluku.
Sejarah Singkat Benteng Amsterdam
Benteng Amsterdam merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari masa kolonial yang dibangun oleh VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) pada abad ke-17. Awalnya, benteng ini difungsikan sebagai pusat perdagangan rempah-rempah di Maluku, terutama pala dan cengkeh, yang pada masa itu menjadi komoditas yang sangat bernilai tinggi di pasar global. Selain fungsi ekonomis, benteng ini juga memiliki peran strategis sebagai pos pertahanan kolonial di kawasan pesisir Negeri Hila.
Dengan arsitektur yang khas, benteng ini masih mempertahankan beberapa elemen struktur aslinya, meskipun beberapa bagian telah mengalami kerusakan akibat usia dan pengaruh cuaca tropis yang ekstrem. Upaya pemugaran dan pelestarian yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk BPK Wilayah XX, telah berhasil mempertahankan sebagian besar bentuk fisik dan nilai sejarah benteng ini.
Harapan dan Arahan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru
Dalam kunjungannya, Bapak Ahmad Mahendra menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi dan media baru dalam mempromosikan dan mengelola situs cagar budaya seperti Benteng Amsterdam. Beliau menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi digital, seperti virtual reality (VR), augmented reality (AR), serta platform media sosial dan konten kreatif berbasis digital, dapat menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan benteng ini kepada audiens yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
Beliau juga mendorong BPK Wilayah XX untuk menjalin kolaborasi dengan komunitas kreatif lokal, sineas muda, dan pelaku industri konten digital di Maluku. Harapannya, kolaborasi ini dapat melahirkan berbagai produk kreatif, seperti film pendek, dokumenter sejarah, serta konten multimedia interaktif yang menampilkan keindahan dan kisah di balik Benteng Amsterdam.
Upaya Strategis dalam Pengembangan Benteng Amsterdam
Sebagai tindak lanjut dari arahan tersebut, beberapa langkah strategis yang diusulkan untuk pengembangan Benteng Amsterdam meliputi:
- Digitalisasi Informasi Sejarah
- Pembuatan aplikasi interaktif yang memungkinkan pengunjung mengakses informasi sejarah melalui perangkat seluler.
- Pemasangan kode QR di titik-titik penting benteng untuk memberikan penjelasan sejarah dalam format teks, audio, dan video.
- Penggunaan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR)
- Pengembangan tur virtual menggunakan teknologi VR untuk memperkenalkan benteng kepada audiens global.
- Penggunaan AR untuk memungkinkan pengunjung melihat rekonstruksi digital dari bagian-bagian benteng yang telah rusak.
- Kolaborasi dengan Komunitas Kreatif Lokal
- Mendorong produksi konten kreatif, seperti film pendek dan vlog sejarah, yang menampilkan kisah Benteng Amsterdam.
- Mengadakan festival budaya tahunan di Benteng Amsterdam yang melibatkan seniman lokal.
- Peningkatan Fasilitas dan Aksesibilitas
- Penyediaan fasilitas pendukung wisata, seperti pusat informasi, papan petunjuk yang informatif, serta jalur akses yang ramah bagi semua kalangan.
- Pengembangan area edukasi yang ramah anak-anak dan keluarga.
Manfaat bagi Masyarakat dan Pariwisata Maluku
Pengembangan Benteng Amsterdam dengan pendekatan media baru diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan, antara lain:
- Meningkatkan Minat Wisatawan: Dengan konten interaktif dan pengalaman wisata yang lebih modern, benteng ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara.
- Pendidikan Sejarah yang Menarik: Generasi muda dapat belajar sejarah dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami melalui teknologi digital.
- Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Aktivitas wisata dan acara budaya di benteng ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.
- Pelestarian Berkelanjutan: Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya situs ini, pelestarian Benteng Amsterdam dapat berjalan lebih optimal.
Penutup dan Harapan Masa Depan
Kunjungan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru, Bapak Ahmad Mahendra ke Benteng Amsterdam menandai langkah penting dalam upaya integrasi teknologi dan budaya dalam pelestarian situs bersejarah di Maluku. Arahan dan harapan yang beliau sampaikan menjadi pijakan berharga bagi BPK Wilayah XX dalam merumuskan strategi pengelolaan dan pengembangan Benteng Amsterdam di masa mendatang.
Dengan dukungan teknologi dan inovasi media baru, diharapkan Benteng Amsterdam tidak hanya menjadi situs sejarah yang dikenang, tetapi juga pusat edukasi dan pariwisata yang hidup, dinamis, dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi untuk menjadikan situs-situs cagar budaya di Indonesia sebagai aset berharga yang dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan yang akan datang.