GERABAH NAFAS HIDUP WANITA ARU

0
537

Penulis : Mezak Wakim,S.Pd – Peneliti Antropologi Budaya

Pada tahun 1973 seorang antropolog Prancis Danniel de Coppet membuat penyelidikan terhadap pembuatan suram (galor) di Batujuring/Kabalasiang. Dalam tradisi masyarakat Aru karya ini dikerjakan oleh Wanita Aru. Gerabah bundar besar secara tradisional biasanya digunakan untuk memasak makanan sehari-hari. Di beberapa pulau penggunaan gerabah dibatasi untuk tujuan khusus seperti yang ditemukan di bagian tenggara Aru dimana benda ini digunakan pada saat ritual kasuari. Pada masa ini, hasil buruan yang diperoleh oleh para laki-laki di hutan harus direbus di dalam wadah tanah liat buatan tangan oleh para Wanita.

Sebuah mitos dari Aru menjelaskan mengenai seorang Wanita yang memiliki sebuah periuk yang pada awalnya berisi darah yang berasal dari sari ubi. Melalui pertolongan seorang dewa akhirnya seorang seorang anak di ciptakan pada saat memecahkan periuk dan lahirlah anak ini. Kelanjutan cerita ini menunjukan bahwa anak ini lahir tidak sempurna, dia belum memiliki aspek laki-laki, yaitu aspek hawa panas, yang biasanya diperoleh nanti di langit. Ini sejalan dengan konsep umum yang dikenal di kepulauan ini dimana sebuah kehidupan baru yang lengkap hanya bisa diciptakan melalui kontribusi yang seimbang antara pihak laki-laki dengan hawa panas yang dimiliki dari pihak Wanita dengan kesejukannya.