Focus Group Discussion di BPBD Provinsi Maluku dan Kantor Bahasa Maluku, awali penelitian “Representasi Data Memori Kolektif Kebencanaan Berbasis Budaya di Sesar Kairatu, Maluku”

0
45

Focus Group Discussion di BPBD Provinsi Maluku dan Kantor Bahasa Maluku, awali penelitian “Representasi Data Memori Kolektif Kebencanaan Berbasis Budaya di Sesar Kairatu, Maluku” (Kamis, 28 Maret 2024)

Pusat Riset Manuskrip dan Tradisi Lisan, Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra, BRIN menggandeng Balai Pelestarian Kebudayaan XX dan Kantor Bahasa Maluku untuk bekerja sama dalam mewujudkan penelitian yang berjudul “Representasi Data Memori Kolektif Kebencanaan Berbasis Budaya di Sesar Kairatu, Maluku”. Objek penelitian tersebut adalah manuskrip dan tradisi lisan yang berada di wilayah Ambon dan Pulau Haruku. Studi lapangan ke Ambon dan Pulau Haruku akan dilakukan antara bulan Maret—Juli 2024

Tujuan utama penelitian ini adalah mendata, merekam cerita dan digitalisasi naskah kebencanaan yang disertai dengan deskripsi sebagai koleksi untuk pangkalan data BRIN. Tim penelitian tersebut terdiri atas Dr. Mu’jizah, Yeni Mulyani Supriatin, M.Hum, dan Asep Supriadi, M. Hum (BRIN), Prof. Dr. Manneke Budiman (FIB UI), Erwin Baker dan Dr. Mariana Lewier (Universitas Pattimura), dan Trinirmalaningrum (Yayasan Skala Indonesia).

Kegiatan tersebut juga melibatkan pamong budaya dari BPK XX, Jacquelin Pattiasina, S.S., serta Penerjemah Ahli Muda dari Kantor Bahasa Maluku, Evi Olivia Kumbangsila, S.Pd sebagai pendamping lapangan. Dalam studi awal yang dilakukan oleh tim, dilaksanakan FGD selama 2 hari yakni pada tanggal 27 Maret 2024 di BPBD Provinsi Maluku dengan menghadirkan 2 narasumber yakni Fretha Julian Kayadoe, ST.,M.Si (Han), Analis Kebencanaan Ahli Muda dari BPBD Provinsi Maluku dan Dr. Mariana Lewier, S.S., M.Hum dosen FKIP Universitas Pattimura. Diskusi dilanjutkan di hari kedua pada tanggal 28 Maret 2024 di Kantor Bahasa Maluku dengan menghadirkan 2 narasumber yakni Mezak Wakim, S.Pd, Pamong Budaya Ahli Muda dari BPK XX dan Bpk. Mohamad Nurdin Lating selaku tokoh adat dari negeri Hila.