BUPATI MALUKU TENGAH : KITA HARUS BANGGA TARI MAKU-MAKU KINI JADI WARISAN BUDAYA INDONESIA

0
1967
malteng
Abua Tuasikal, Bupati Maluku Tengah (Foto Dodie /BPNB Maluku)

Ambon,4/5/2016. Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal saat membuka kegiatan Festival Budaya Tari Maku-Maku se- Kabupaten Maluku Tengah, mengatakan bahwa  Festival budaya Maku-Maku menjadi agenda prioritas  Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam pelestarian kebudayaan. Hal ini di sampaiakan pada saat sambutan pembukaan festival tari maku-maku di kabupaten Maluku Tengah. lanjut Tuasikal Abua bahwa  Kegiatan Festival Tari Maku-Maku bukan sekedar mengingatkan memori kolektif orang Maluku Tengah dalam lintasan sejarah masa lalu namun lebih dari pada itu Tari Maku-Maku harus menjadi bagian dari kebersamaan kita di Maluku Tengah. Kondisi keberadaan Tari Maku-Maku kini semakin hari semakin berkurang para peminatnya khususnya generasi kita di Maluku Tengah. karena itu melalui Festival Budaya Tari Maku-Maku besar harapanya dapat menggairahkan para peminat di kalangan generasi muda di Maluku Tengah untuk berkreasi melestarikan budaya lokal.  Abua Tuasikal juga dalam sambutanya memberi apresiasi bagi Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku yang dengan kerja keras menyiapkan data dan tenaga sehingga pada 16 Desember 2013 Tari Maku-Maku diusulkan dan masuk nominasi pengakuan sebagai Warisan Budaya Takbenda di Indonesia. Pengakuan ini menjadi motivasi untuk tetap melestarikan kebudayaan yang lainya di Maluku Tengah. Maluku Tengah menurutnya menjadi pusat peradaban orang Maluku secara keseluruhan untuk itu wajar dong kita harus lebih peka terhadap kebudayaan kita sendiri. Ini adalah komitmen Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam memanfaatkkan kebudayaan lokal bagi sinergitas pembangunan daerah kedepanya. Tentang kebudayaan kita, lanjut Tuasikal bahwa bangsa Indonesia pernah di hadapi masa-masa sulit di mana pada tahun 2006 Batik, tari reog bahkan berlanjut pada tahun 2007  dimana lagu Rasa Sayangkane  dari Maluku juga di kelim Malaysia sebagai miliknya. Kita sering kali kala start karena terlena dan masa bodoh dengan keberadaan budaya kita. Untuk mengetahui itu budaya kita saja juga perlu waktu untuk belajar lagi dan semuanya membuat kita selalu terlambat. Ini bagi saya merupakan kelemahan kita dalam upaya melestarikan dan memanfaatkanya dan lebih penting lagi kita harus merasakan memiliki budaya itu. Karena tanpa moral seperti ini mustahil semuanya. Hal ini merupakan ketegasan dari Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal dalam sambutanya.

1

Kegiatan Festival Budaya  Tari Maku-Maku dilaporakan langsung oleh Stevanus Tiwery, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku. Dalam Laporanya Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku menyentil substansi pelaksanaan Festival Budaya Maku-Maku sebagai bagian dari kontribusi pemerintah dalam melestarikan kebudayaan lokal di Maluku dan kelanjutan dari konsep pelestarian Warisan Budaya Takkbeda yang telah di berikan pengakuan oleh pemerintah. Sehingga kedepannya akan ada sejumlah Warisan Budaya Takbeda di Maluku yang akan di akui dan di jadikan sebagai warisan budaya Indoensia. Namun lebih lanjut oleh Kepala Balai bahwa harus ada kerja sama baik dari pemangku kebudayaan dan para peneliti BPNB Maluku dalam menyiapkan data akademis   pengusulan Warisan Budaya.  Kegiatan  Festival Budaya Tari Maku-Maku di ikuti oleh 30 Grup tari dari sanggar-sanggar yang ada di Maluku Tengah dan berlangsung pada tanggal 2 Mei 2016 di Gedung Maihoku Kota Masohi. Kegiatan Festival Tari Maku-Maku di laksanakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku  dan mendapat apresiasi dari masyarakat maupun pemerintah Kabupaten Maluku Tengah.  Pembukaan Tari Maku-Maku di hadiri oleh seluruh perangkat SKPD dan Muspida Kabupaten Maluku Tengah. (ECA)