Konservasi Dinding Benteng Belgica Tahap I

0
19

Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XX telah melaksanakan kegiatan Konservasi Dinding Benteng Belgica Tahap I di Banda Neira, 31 Oktober hingga 10 November 2024.

Pada kegiatan konservasi Dinding Benteng Belgica tahap I kali ini tim BPK Wilayah XX turut mengajak tenaga ahli dari Musum dan Cagar Budaya Warisan Dunia Borobudur yang diwakili oleh Ibu Ari Swastikawati, S.Si. M.A., Bapak Moh. Habibi, S.Si M.S., Bapak Arif Gunawan, dan Bapak Wahyudi. Kegiatan konservasi pada dinding Benteng Belgica tahap I difokuskan pada dinding bagian dalam sisi luar. Kegiatan konservasi dipimpin Pamong Budaya BPK Wilayah XX Ibu Mulyani, S.S.

Diskusi mengenai strategi dan langkah-langkah konservasi
Salah sati tahapan dalam proses konservasi

Adapun langkah-langkah dalam konservasi ini diawali dengan observasi dan identifikasi kerusakan terhadap dinding benteng. Selain observasi, tim konservasi bersama tenaga ahli juga melakukan uji coba pengaplikasian minyak atsiri sereh wangi 10%. Hasil uji coba pengaplikasian dibiarkan selama 24 jam dan diperoleh hasil positif, dimana lumut dan mikroorganisme mengalami perubahan dan mati meskipun tidak semua tumbuhan paku ikut mati.

Langkah berikutnya adalah pembuatan emulsi minyak atsirih sereh wangi dengan menyampur bahan minyak atsiri sereh wangi 10% dan surfaktan tween 80 dengan konsentrasi 5% yang dicampur dan dilarutkan kedalam air.

Selanjutnya, pengaplikasian larutan minyak atsiri sereh wangi ke seluruh dinding Benteng Belgica yang ditumbuhi oleh lumut dan mikroorganisme lalu membiarkannya selama 24 jam dan dilanjutkan dengan pembersihan mekanis kering dan basah untuk menghilangkan sisa lumut dan mikroorganisme yang telah mati dan menempel di dinding serta membersihkan debu dan tanah yang menempel.

Tidak hanya itu, tim konservasi dan tenaga ahli juga mengambil beberapa sampel garam, spasi nat asli dinding spasi nat dan plasteran hasil pemugaran untuk mengetahui komposisi material penyusun yang dapat digunakan untuk menentukan rekomendasi penanganan.