Studi Kelayakan Pemugaran Benteng Nieuw Victoria Tahap I

0
33

Benteng Nieuw Victoria, yang terletak di Provinsi Maluku, merupakan salah satu situs cagar budaya yang memiliki status peringkat nasional dan menyimpan nilai sejarah yang sangat besar. Benteng ini menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah di masa kolonial dan merupakan simbol penting dari kekayaan budaya serta warisan sejarah yang ada di wilayah tersebut. Menyadari peran dan pentingnya keberadaan benteng ini, tim BPK Wilayah XX mengambil inisiatif untuk melakukan studi kelayakan dalam rangka menilai kondisi terkini dari benteng ini serta mempertimbangkan potensi pemugaran yang sesuai dengan standar pelestarian cagar budaya.

Diskusi langsung di lapangan mengenai layout benteng
Observasi kondisi benteng

Studi ini dilaksanakan dengan dukungan penuh dari Direktorat Perlindungan Kemdikbudristek. Untuk memastikan keakuratan dan kualitas dari hasil studi, Direktorat Perlindungan mengirimkan dua tenaga ahli pemugaran dari BPK Wilayah XIX, yaitu Bapak Muhammad Tang, S.S., M.Hum., yang memiliki spesialisasi dalam bidang arkeologi dan pelestarian bangunan bersejarah, serta Bapak Ahmad Mawardi, seorang ahli dalam bidang dokumentasi dan konservasi bangunan cagar budaya. Selain itu, Ibu Vera Imelda, seorang Pamong Budaya Ahli Madya dari Direktorat Perlindungan, turut mendampingi proses studi ini bersama dengan timnya, memberikan pengawasan serta bimbingan langsung dalam setiap tahapan yang dilalui. Kehadiran para ahli ini menjadi elemen penting dalam pelaksanaan studi untuk menjamin setiap langkah yang diambil sesuai dengan kaidah pelestarian dan perlindungan warisan budaya.

Studi kelayakan ini mendapat sambutan yang sangat baik dari berbagai pihak, termasuk Denkav V/BLC yang saat ini menempati area benteng sebagai lokasi tugas, serta Kodam XV/Pattimura. Partisipasi aktif dari pihak-pihak tersebut membantu memperlancar kegiatan di lapangan dan menunjukkan tingginya kepedulian terhadap pelestarian cagar budaya di Maluku.

Selama 14 hari, tim melakukan serangkaian kegiatan mendetail untuk memahami kondisi fisik benteng serta potensi pemugarannya. Salah satu kegiatan utama yang dilakukan adalah ekskavasi test pit di tiga titik penting. Ekskavasi ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai struktur bangunan serta mengidentifikasi artefak-artefak yang kemungkinan besar terkubur di dalam tanah, yang mungkin dapat memberikan gambaran lebih lanjut mengenai sejarah dan fase-fase konstruksi benteng tersebut. Setiap artefak yang ditemukan didokumentasikan dan dianalisis untuk menentukan apakah benda tersebut memiliki nilai historis atau arkeologis yang dapat menjadi bagian dari upaya pemugaran.

Selain kegiatan ekskavasi, tim juga melakukan perekaman foto udara dengan menggunakan teknologi drone. Penggunaan drone ini memungkinkan tim untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari area benteng, termasuk bentuk dan denah eksisting dari situs ini. Dengan bantuan perangkat GPS Geodetik, tim mencatat koordinat-koordinat penting yang akan menjadi acuan dalam pemetaan struktur benteng. Pemanfaatan teknologi ini sangat penting dalam menghasilkan data yang akurat dan komprehensif, terutama dalam mengidentifikasi batas-batas fisik dari benteng serta area-area yang mengalami kerusakan.

Seluruh temuan mengenai kerusakan pada bagian-bagian benteng dicatat secara terperinci, mencakup dinding, menara, dan struktur-struktur lainnya yang memerlukan perhatian khusus dalam proses pemugaran. Berdasarkan hasil identifikasi ini, tim akan menyusun laporan mengenai kelayakan pemugaran dan memberikan rekomendasi teknis mengenai langkah-langkah pemulihan yang diperlukan untuk memastikan bahwa benteng ini tetap terjaga dan terlindungi sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Studi kelayakan ini diharapkan dapat memberikan dasar yang kuat bagi Direktorat Perlindungan Kemdikbudristek dan instansi terkait untuk menyusun rencana pemugaran yang komprehensif, dengan tujuan menjaga dan melestarikan nilai sejarah dan budaya yang dimiliki Benteng Nieuw Victoria bagi generasi mendatang.