SASI : BUDAYA LOKAL MALUKU DI JADIKAN MUATAN LOKAL DI INDONESIA

0
5518
Prosesi Upacara Adat Sasi Lompa Ikan di Haruku

AMBON, MALUKU. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan (PUSLITBANGBUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaaan RI melakukan kegiatan peneltian di Maluku dengan mengacu pada pelestarian alam berupa hutan dan lainya yang terkait dengan lingkungan hidup.    Drs. Damarjati Kunmaryanto ketua Pokja peneltian Kearifan lokal di Indoensia, menegaskan bahwa Indoensia sebetulnya memiliki keunggulan kebudayaan yang pantas di jadikan rujukan bagi generasi muda dalam melestarikan lingkungan.  Di Indonesia lanjut Damarjati, bahwa Puslitbang pada tahun anggaran 2014 melakukan peneltian pada beberapa wilayah antara lain Dieng Jawa Tengah, dan Jambi. Sementara Di Maluku kami memfokuskan pada pengelolaan sasi sebagai model kerafian lingkungan masyarakat Maluku. Penelitian mengenai Sasi itu sendiri Puslitbang mengandeng beberapa instansi yang cukup berkompeten antara lain Antropolog UGM Gatik Andoko dan juga Rini Ahmat dari Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Gagasan pelaksanaan sasi di Maluku memang sudah di mulai sejak para leluhur di mana substansi sasi itu tentu mengacu pada larangan. Menurut salah satu pemangkua adat di negeri Haruku Elissa Kissya bahwa Larangan melalui sasi lebih di tujukan pada pola pengelolaan lingkungan di mana ada keseimbangan kehidupan manusia dan alam dan juga dengan Tuhan. Karena hampir di setiap prosesinya akan ada saja keuntungan yang di dapat masyarakat. Di pulau Haruku misalnya Sasi Ikan Lompa selalu berjalan terus menerus di mana orang tidak akan bisa mementingkan dirinya sendiri karena pola aturan mainya ada di Sasi. Nilai –nilai ini yang mau diambil oleh para peneliti kita untuk di ajarkan di sekolah-sekolah ini sebuah langkah maju dan kami sangat mendukung itu.

Pelaksanaan kegiatan peneltian ini juga melibatkan Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon sebagai salah satu UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki wilayah kajian budaya di Maluku. peneltian ini berlangsung selama 10 hari yang di mulai sejak 8 Juni hingga 18 Juni 2014.juga ada Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, serta para tokoh adat di Maluku. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung pada 17 Juni 2014 di Hotel Wijaya Ambon.