Sepasang arca dwarapala berdiri menghadap pelabuhan Kali Porong tepatnya di Dusun Raos, Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Selain sepasang arca dwarapala, di lokasi ini juga menyisakan struktur teras persegi empat serta bagian dalam menyisakan lantai berbahan utama bata. Penemuan lainnya yang masih berada di lokasi Situs Raos Pacinan yakni persebaran fragmen bata kuna, gerabah dan porselin (keramik). Adapun penamaan Desa Carat sendiri mengingatkan sebuah tempat suci yakni ‘Rabut Carat’ pada masa Singhasari – Majapahit.
Arca dwarapala di situs Raos Pacinan sebagai penanda masuk – keluarnya sebuah gerbang maupun tempat suci, memiliki dimensi ukuran kurang lebih dua meter. Arca berada dalam posisi duduk bersimpuh, namun kondisi bagian dasar kaki tidak terlihat. Kondisi arca sebelah kiri (utara) terlihat lebih jelas dari arca di sisi kanan (selatan). Kondisi bagian wajah arca sisi utara sebagian telah aus. Bagian tubuh memperlihatkan perut buncit dengan posisi kaki kiri ditekuk menghadap lurus ke depan sedang kaki kiri tertekuk ke bawah, tangan kiri diletakkan di atas paha kiri dengan kelima jari memegang lutut, dan tangan kanan memegang jerat tali dilengkapi hewan mitologi. Sedang arca sisi kanan (selatan) memperlihatkan tatanan rambut dengan kondisi lebat berombak. Disisir ke atas, dan bagian dahinya dilengkapi beberapa bentuk lingkaran. Posisi kaki tertekuk berbalik dengan arca di sampingnya (sisi utara), kaki berlutut menghadap ke depan pada bagian sisi luar, serta bagian kiri tertekuk ke bawah. Posisi keseluruhan arca diperkirakan menjaga pintu masuk dengan posisi siaga.
Sumber sejarah terkait keberadaan situs Raos Pacinan hingga saat ini belum dapat teridentifikasi keabsahannya. Data yang terhimpun hanya berdasar data lisan turun temurun maupun data wawancara. Beberapa sumber wawancara mengemukakan bahwa situs Raos Pecinan menjadi lokasi saksi pertemuan antara tentara Mongol dengan pengikut Raden Wijaya di daerah Carat (dulu bernama Rubat Carat, asal muasal nama desa Carat). Bantuan dari balatentara Mongol lah kemudian Kediri berhasil ditaklukkan sehinggan berdiri lah kerajaan Majapahit.
Riwayat pelestarian yang pernah dilakukan pada situs Raos Pacinan yakni registrasi Objek Diduga Cagar Budaya pada tahun 1997 dan verifikasi data keberadaan situs Raos Pecinan pada tahun 2005. (Cresentia Dok Pub 2022)
Sumber Rujukan :
Wahyudim Deny Yudo dan Slamet Sujud Purnawan Jati. 2018. Arca Dwarapala Raksasa Gaya Seni Kediri, Singhasari dan Majapahit. Sejarah dan Budaya, Volume 12, Nomor 2. Jurusan Sejarah : Universitas Negeri Malang.