Situs Makam Panjilaras berada di Dusun Madegan, Kelurahan Polagan, Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang,letaknya tidak jauh dari Komplek Makam Ratu Ebho. Makam ini memiliki kekunaan yang tampak pada jirat dan nisan dimana nisan memiliki bentuk kalamerga sedangkan jirat terdapat hiasan-hiasan yang merupakan antefiks dari sebuah bangunan masa Hindu Budha. Masyarakat mengenal situs makam ini sebagai makam Panji Laras, yang merupakan seorang tokoh legendaris yang erat kaitannya dengan cerita Panji diceritakan Raja Jayengkrono berburu di hutan namun tersesat dan tiba-tiba melihat sebuah rumah yang dihuni oleh seorang nenek tua dan cucunya. Raja terpesona melihat kecantikan centil kuning cucu nenek tua itu sang raja akhirnya menikahinya . Saat centil kuning mengandung tiga bulan raja meminta ijin untuk kembali ke kerajaan. Centil kuning akhirnya melahirkan bayi laki-laki yang disebut Panji Laras. Panji Laras tumbuh menjadi sosok pemuda yang gagah satu waktu Panji Laras melihat seekor Burung elang yang memutar di atas Rumahnya sambil mencengkeram sebutir telur , telur itu kemudian menetas menjadi seekor ayamJago jantan yang diberi nama Cindi Laras. Ayam jantan itu selalu menang dan mengalahkan aduan ayam ayam lainnya berita ini sampailah ditelinga sang raja yang kemudian mengundang Panji Laras untuk beradu ayam. Ayam sang raja mengalami kekalahan, karena penasaran raja memanggil Panji Laras dan ditanyai asal usulnya. Penjelasan dari Panji Laras membuat sang raja menyadari bahwa Panji Laras adalah anaknya sendiri .
Komplek Makam Panji Laras terbagi menjadi tiga halaman, halaman satu terletak paling selatan kemudian disusul halaman dua yang berada di tengah dan halaman tiga yang berada di sebelah utara. Di halaman satu terdapat sebuah struktur berupa batur dengan susunan batu putih bata merah dan batu karang bagian atas batur berupa tanah yang bagian tengahnya terdapat empat buah umpak penyangga gazebo baru.
Halaman dua ditandai dengan sebuah gapura dan pagar yang tidak utuh lagi . Di halaman ini terdapat beberapa tinggalan benda seperti blok batu, ambang pintu, batu relief, prasasti. Salah satu benda tersebut menunjukkan angka tahun 1301 saka atau 1379 Masehi.
Halaman tiga yang merupakan makam Panji Laras ditandai sebuah gapura bersama pagar yang tidak utuh lagi.. Makam ini kemungkinan dulunya berada di dalam bangunan atau bentuk cungkup yang tertutup terbuat dari konstruksi kayu, dinding dari papan dan penutup atap terbuat dari sirap kayu, serta batur terbuat dari pasangan batu putih. Namun demikian saat ini cungkup tersebut telah hilang sehingga keadaan makam terbuka di bawah bangunan baru berupa pendapa yang menggunakan konstruksi beton beratap genting. Terbukti adanya bangunan cungkup asli yang terbuat dari konstruksi kayu dan batur terbuat dari pasangan batu putih. Didalamnya terdapat sisa batur terbuat dari pasangan batu putih yang sebagian besar masih ada. Berdasarkan sisa data bangunan cungkup asli bagian batur adalah membujur arah barat-timur dan pada bagian selatan terdapat trap tangga dan pipi tangga pintu masuk. Bangunan cungkup asli bagian batur adalah terbuat dari pasangan batu putih berukuran panjang 9,45 meter, lebar berukuran 5,10 meter, dan tinggi batur berukuran 0,70 meter (8 lapis batu). Di bagian atas dinding batur terdapat lantai semacam selasar, dinding sisi selatan berukuran lebar 0,45 meter, dinding sisi timur diperkirakan berukuran lebar 1,43 meter (sudah rusak dan hilang), dinding sisi utara berukuran lebar 0,45 meter dan dinding sisi barat berukuran lebar 0,32 meter dari bekas dinding kayu cungkup asli. Data trap tangga bagian anak tangga adalah berukuran lebar 0,65 meter, panjang 0,80 meter, namun saat ini semua anak tangga sudah tidak tampak tertutup anak tangga baru menggunakan pasangan bata dan bagian atas lantai di pasang keramik. Pipi tangga berdasarkan data yang tersisa berukuran lebar 0,20 meter, panjang berukuran 0,80 meter, bagian depan berbentuk bulat, namun saat ini susunan batu bagian samping kiri dan kanan setengah dari panjang pipi tangga bagian ujung selatan tertutup pasangan lantai keramik, tampak hanya bagian atas, selain itu susunan batu bagian pangkal utara ditutup spesi seme. Dinding batur dihiasi dengan bentuk pilar yang terdapat pada setiap sudut, selain itu pada dinding sisi selatan terdapat 7 pilar, dinding sisi timur terdapat 4 pilar, dinding sisi utara terdapat 9 pilar dan dinding sisi barat diperkirakan terdapat 4 pilar. Keadaan bangunan cungkup asli, data yang tersisa hanya bagian batur yang terbuat dari susunan batu putih, meskipun sudah tidak utuh, karena sebagian dinding batur sudah tidak lengkap, terdapat bagian susunan batu yang rusak dan telah hilang diganti dengan susunan batu baru.
Pada jirat dan nisan menunjukkan anasir ornamen pada masa islam, dimana nisan memiliki bentuk kalamerga sedangkan pada jirat terdapat hiasan-hiasan antefiks, sebuah hiasan yang biasanya ditemukan pada bangunan masa Hindu Budha. Kegiatan Pelestarian yang dilakukan BalaiPelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur antara lain Registrisa Penetapan pada tahun 2002, Pemetaan dan Penggambaran tahun 2021 serta menempatkan Juru Pelihara pada Situs Makam Panji Laras. ( Deasy Ardhini)