SITUS LANTAI SEGI ENAM

0
1547

Situs Lantai Segi Enam merupakan tinggalan masa Majapahit  yang berupa hamparan ubin dan sisa dinding bangunan. Situs ini berlokasi di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Pada situs ini terdapat dua bentuk lantai yang berbeda. Lantai pertama berbentuk kepingan segi empat berada di bagian atas, sedangkan lantai kedua berbentuk kepingan segi enam berada di bagian bawah. Bentuk kepingan lantai segi enam serupa dengan paving blok di masa kini. Kepingan lantai segi enam terbuat dari tanah liat yang dipadatkan dan dibakar.

Keping lantai segi enam memiliki lebar 6 cm dan tebal 4 cm di kedalaman 1,8 meter dari permukaan tanah saat ini. Susunan lantai rapat dan saling terhubung satu sama lain para hamparan di dalam suatu struktur maupun di luar struktur. Berdasarkan indikasi yang ada maka situs lantai segi enam merupakan pelataran dari suatu rumah bangsawan. Hal itu juga dikuatkan dengan adanya toponimi lantai segi enam tersebut sebagai Sentonorejo (tempat dimana terdapat banyak bangsawan)

Masyarakat Majapahit hidup dalam beberapa strata sosial. Secara umum strata sosial yang ada di Kerajaan Majapahit digolongkan dalam empat kasta, yaitu kasta Brahmana yang menjadi pendeta dan spiritualis, merupakan kasta tertinggi dan paling dihormati. Kedua adalah kasta Kesatria yang diisi oleh golongan raja, bangsawan dan prajurit. Kasta ini melakukan aktivitas seputar pemerintahan dan kenegaraan. Kasta selanjutnya adalah golongan Waisya atau pedagang, petani dan peternak. Kasta ini merupakan tulang punggung negara sebab komditas perdagangan maupun kebutuhan pangan negeri bergantung padanya. Kasta keempat yaitu Sudra yang terdiri atas kaum buruh. Kasta ini ditempati oleh orang-orang yang bekerja mengandalkan tenaganya membantu pekerjaan orang lain.

Strata sosial yang sangat mungkin berhubungan dengan situs lantai segi enam adalah kaum Kesatria. Kaum yang terdiri dari golongan raja dan bangsawan ini memiliki banyak harta sehingga mampu membangun rumah tinggal menggunakan bahan yang berkualitas, termasuk perkerasan lantai menggunakan lantai segi enam. Lantai ini digunakan di dalam maupun luar ruangan, sehinga terkesan tidak antara kondisi lantai di dalam maupun luar ruangan. Yang membedakan aspek keruangannya berupa perbedaan elevasi dan motif lantai yakni segi enam atau segi empat.

Temuan lain serupa dengan situs ini berupa kepingan lantai segi enam sejumlah 104 buah yang kini disimpan di Pengelolaan Informasi Majapahit. Lantai ini diperkirakan sebagai perkerasan dari pemukiman kuna di Kerajaan Majapahit. Situs ini ditemukan pada tahun 1982 oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dan dipugar pada tahun 1990-1991 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur.