Bangkalan adalah wilayah yang kita temui pertama kali setelah menyeberangi Jembatan Suromadu. Daerah yang berada di ujung barat Pulau Madura ini dahulu bernama Madura Barat. Legenda sejarah Madura Barat berawal dari Lembu Peteng, raja Gili Mandangin, sebuah pulau kecil di selat Madura, lebih tepatnya di Sampang. Lembu Peteng adalah putra Majapahit keturunan putri Islam dari Campa. Lembu Peteng termasuk salah seorang santri Sunan Ampel. Tom Pires (1944: 227) menyatakan bahwa pada permulaan dasawarsa abad 16, raja Madura belum masuk Islam. Sebelum Lembu Peteng, Madura barat diperintah oleh penguasa non muslim yang berasal dari Singasari dan Majapahit.
Legenda yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat adalah kisah Raden Segoro yang dituturkan secara lisan turun temurun. Legenda tersebut menceritakan tentang kelahiran Raden Segoro, keturunan Raja Medang Kamulan, yaitu seorang raja di Jawa (Abdurrahman, 1984: 1-4; Zainalfattah, 1951: 7-8).
Sejak abad ke 16 Raja-raja Madura memiliki hubungan karena perkawinan dengan para penguasa di sepanjang pesisir Utara Jawa. Raja Madura yang bernama Raden Pragalba mempunyai putra mahkota bernama Raden Pratanu, bergelar Panembahan Lemah Duwur (Pranyoto, dkk, 1991: 20). Tahun 1852 memeluk Agama Islam dan memperisteri putri Sultan Pajang. Inilah pertama kalinya terjadi hubungan antara Madura barat dan Jawa.
Keturunan Panembahan Lemah Duwur Pangeran Tjokroadiningrat VIII memerintah Madura Barat dimana pusat pemerintahannya yang bermula di Sampang berpindah ke Tonjung, kemudian dipindahkan ke Sembilangan. Kerajaan Bangkalan berakhir ketika Pangeran Tjokroadiningrat VIII meninggal tahun 1882 dan tidak memiliki anak laki-laki untuk menggantikannya. Belanda melihat kesempatan ini untuk mengganti jabatan raja dengan jabatan Bupati dibawah pemerintahannya dan membongkar kraton Bangkalan tahun 1891 dengan alasan sudah rusak dan tidak layak ditempati.
Raja-raja Bangkalan sebagian besar dimakamkan di kompleks Makam Aermata di Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan. (Lap. Verifikasi Cagar Budaya Kab. Bangkalan, 2013)