Petirtaan Watugede terletak di Dusun Sanan, Kelurahan Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Petirtaan Candi Jolotundo berbatasan dengan Jalan Cadrakirana dan pemukiman warga pada sebelah utara, pada sisi timur berbatasan dengan sebuah bangunan bengkel milik warga, sebelah barat berbatasan dengan bangunan bekas pabrik Penyamakan Kulit Watugede, kemudian sebelah selatan selain berbatasan dengan pabrik tersebut juga berbatasan dengan sebuah sungai tempat pembuangan air yang berasal dari Petirtaan Watugede. Petirtaan ini memiliki luas bangunan 112,5 m2 dengan luas lahan 2.516 m2.
Menurut para ahli yang melihat latar sejarah petirtaan dan juga gaya hiasannnya, dapat diperkirakan bahwa petirtaan Watugede berasal dari abad XIV. Pada abad ini, Kerajaan Majapahit merupakan suatu kerajaan terbesar kekuasaannya pada saat itu. Dapat disimpulkan bahwa petirtaan Watugede berasal dari zaman kerajaan Majapahit.
Bangunan petirtaan Watugede terletak 9 m lebih rendah dibanding permukaan lahan di sekitarnya, terdiri dari dua petak kolam. Dasar kolam yang terletak di utara lebih tinggi dibanding kolam yang terletak di Selatan. Dinding kolam selatan saat ini tertimbun tanah. Kolam utara berdenah persegi berukuran 22,50 x 18 m, memiliki tangga di sisi barat. Struktur bangunan terbuat dari batu bata rata-rata berukuran 35 x 24 x 7 cm. Namun sayangnya bangunan pada saat ini tidak lagi sempurna karena bagian atas struktur, bata dan panjang struktur sudah tidak terdapat lagi.
Air yang terdapat pada kolam berasal dari mata air di bawah pohon Lo yang terdapat pada timur kolam/petirtaan. Dinding pada sisi timur candi dihiasi beberapa hiasan seperti pelipit, deretan panil berpelipit ganda berisikan hiasan bentuk palang Yunani. Di bawah panil-panil tersebut terdapat lubang berbentuk persegi untuk menempatkan pancuran air yang terhubung dengan saluran yang terdapat di sepanjang bagian dalam struktur dinding kolam. Sisa pancuran yang terdapat pada kolam pada saat ini bersisa satu buah berhias relief pria dan wanita di atas dua makhluk, pada mulut makhluk berfungsi sebagai lubang pancuran. Sedangkan dinding bagian utara yang tersisa hanya bagian bawahnya saja. Sebagian dinding pada sisi barat telah runtuh, panjang saat ini hanya sisa 8 meter pada bagian utara. Pada bagian ini terdapat tangga selebar 173 cm dengan dilengkapi sepasang pipi tangga yang menonjol 90 cm mengarah pada tengah kolam. Pada sisi luar pipi tangga dihiasi pelipit yang ujungya berbentuk hiasan setengah lingkaran. Kondisi dinding selatan tidak sempurna, sudut tenggara kolam terdapat padas berukuran 1,20 m (ke barat) x 2,80 m (ke selatan). Di susut barat-laut kolam dipasang saluran pemasokan air terbuat dari pipa paralon karena debit air yang melalui saluran sangat besar. (un)
Sumber: Registrasi dan Penetapan, Sub. Kelompok Penetapan, 2008, BPCB Mojokerto.