Perahu ini berbahan logam (besi) yang ditemukan di bantaran Sungai Bengawan Solo yang oleh masyarakat dikenal dengan nama “Nggawan”. Perahu tersebut baru diangkat dari Sungai Bengawan pada bulan Juni 2013 dan sekarang ditempatkan di areal ± 20 x 25 cm² dan dikelilingi sawah milik penduduk dengan pertanian padi. Proses pengangkatan atau evakuasi perahu dilakukan beberapa tahap, untuk tahap I bulan Juni 2013 dan tahap II bulan September 2013 yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Saat ini perahu dalam posisi diatas karena sudah diberi penyangga cor di bawahnya. Perahu ditempatkan dengan orientasi Utara-Selatan. Bagian dalam perahu terdiri atas empat sekat yang masing-masing sekat terdapat empat garis besi horizontal. Masing-masing sekat dalam perahu mulai dari sisi Utara masing-masing berjarak 450 cm, 470 cm, dan 475 cm. terdapat hiasan bulatan-bulatan berjajar pada hampir semua permukaan perahu sebagai cara penyambungan yang biasa dikenal dengan teknik penyambungan “keling”.
Selain perahu yang ditemukan di bantaran Sungai Bengawan Solo, ditemukan juga beberapa artefak di sekitarnya diantaranya dua buah nampan berbahan tembaga yan masih dalam kondisi utuh. Nampan tersebut bermotif sulur-suluran di bagian dalam dan sisi luarnya polos. Selain itu juga ditemukan pecahan-pecahan porselin yang diketahui beberapa berasal dari Cina (Dinasti Yuan dan Ching), porselin Jepang dan Eropa. (Lap. Kegiatan Inventarisasi Warisan Budaya di Kabupaten Bojonegoro)