Kegiatan Survey Penyelamatan yang dilakukan selama 5 hari dari tanggal 30 Juli sampai dengan 3 Agustus 2019 telah berhasil menemukan struktur petirtaan (kolam) yang diduga berasal dari masa Majapahit di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.
Ekskavasi arkeologis yang dilakukan di lokasi temuan saluran air yang sebelumnya diduga sebagai kanal kuno tersebut ternyata menemukan bahwa saluran air yang berorientasi Barat-Timur di kedalaman 1,5 m dari permukaan tanah tersebut ternyata berujung pada sebuah struktur berbentuk persegi empat dengan rekonstruksi perkiraan panjang 18 m dan lebar 14,5 m. Pada bagian tengah terdapat sebuah struktur bata yang diduga menjadi pusat pertirtaan.
Interpretasi bahwa struktur bata tersebut merupakan petirtaan didasarkan adanya jalur-jalur air yang dipahatkan di bagian dinding sisi barat dan sisi utara. Selain itu, ditemukan pula jaladwara (pancuran air) berbahan batu andesit dengan ukuran panjang 55 cm, lebar 25 cm, dan tebal 15 cm. Jaladwara tersebut memiliki bentuk kepala ular/naga dengan mulut yang berlubang sebagai jalan keluar air. Kedalaman petirtaan belum diketahui. Begitu pula pintu masuk dan jalur air keluar. Diduga pada bagian tengah petirtaan terdapat pembagian ruang-ruang atau bilik.
Selain melihat adanya tipologi dimensi bata penyusun yang mirip dengan bata penyusun tinggalan masa Majapahit di Kawasan Trowulan, beberapa temuan lepas yang berupa fragmen tembikar halus bergaya Majapahit, fragmen porcelin dan mata uang cina dari dinasti Yuan (abad 13-14 masehi) juga memperkuat perkiraan bahwa struktur petirtaan di tempat ini berasal dari masa Majapahit (abad 13-15 Masehi).
Pasca kegiatan survey penyelamatan ini, BPCB Jawa Timur pada tanggal 7 Agustus 2019 akan memaparkan hasil temuan ini kepada Bupati Jombang dan jajarannya untuk mendiskusikan langkah-langkah pelestariannya ke depan. (WicaksonoDN)