Penelitian Setting Okupasi Situs-situs Pleistosen, Pacitan

0
636

Penelitian Setting Okupasi Situs-Situs Pleistose, awal Holosen Kawasan Gunung Sewu, Kabupaten Pacitan merupakan program kegiatan Balai Arkeologi Yogyakarta dilaksanakan di Kabupaten Pacitan selama 20 hari sejak tanggal 5 – 25 Juli 2019 melibatkan BPCB Jawa Timur.

Penelitian ini dilatarbelakangi sebuah interpretasi bahwa kawasan pegunungan selatan Jawa berdasarkan sumberdaya alamnya memiliki tinggalan budaya prasejarah baik paleolitik, mesolitik, neolitik, maupun megalitik, dan menempati bentuk lahan-lahan tertentu seperti tepian sungai untuk tinggalan budaya paleolitik, perbukitan untuk tinggalan mesolitik dan megalitik, serta daerah lereng bukit hingga dataran yang didominasi tinggalan neolitik.

Berdasarkan latar belakang inilah, maka penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui perkembangan budaya di kawasan Gunung Sewu baik skala ruang (horisontal) maupun waktu (vertikal), pola adaptasi dalam melakukan survival di alam, lanskap dan setting kegiatan masing-masing jenjang budaya, serta faktor belum ditemukannya tinggalan lukisan cadas di kawasan Gunung Sewu.

Penelitian dilakukan dengan melakukan survei permukaan dengan menelusuri beberapa gua dan sungai, mulai bagian tengah aliran hingga terasnya. Sasaran yang dicapai dalam survei meliputi Budaya Paleolitik dan Budaya Mesolitik (hunian gua) – Neolitik (perbengkelan-cocok tanam)

Berdasarkan pengumpulan data melalui survei, dapat diketahui bahwa terdapat persebaran bahan baku alat-alat paleolitik di bagian hulu dan hilir Sungai Baksoka yang berbeda, dimana bagian hulu menunjukkan perkakas paleolitik, sedangkan bagian hilir merupakan material dari lereng perbukitan di atas sungai yang merupakan perbengkelan neolitik dan gua hunian.

Lukisan cadas belum ditemukan saat dilakukan survei, karena permukaan dinding gua-gua yang disurvei tidak menunjukkan sebuah media untuk menempatkan lukisan cadas seperti yang telah ditemukan di beberapa tempat di Indonesia. (NugrohoHL)

 

Goa Jomblang (Foto: Andreas Eka Atmaja)