Miniatur Rumah Di Museum Anjuk Ladang Nganjuk

0
712

Benda yang berasal dari Desa Pacekulon, Kecamatan Pace, ini berada di Museum Anjuk Ladang kota Nganjuk, tepatnya sebelah Timur Terminal bus Nganjuk.

Miniatur rumah berbentuk kotak, beratap pelana dengan bagian puncak/nok lebih panjang dibanding blandar (mirip atap pada rumah adat minang). Pada dinding sisi depan terdapat seperti pintu semu, sedang dinding belakang berhias garis-garis horisontal sebanyak 3 tingkat. Sisi samping polos. Batu berporus, dengan campuran kerikil.

Bangunan-bangunan kecil dari batu yang atap bagian depan dan bagian belakang meruncing tersebut dikenal dengan nama lumbung (miniatur lumbung/rumah) pada bagian atapnya sering kali dijumpai tulisan Cri dan gambar sangkha.

Groneveldt berpendapat bahwa bangunan-bangunan kecil tersebut dipergunakan untuk upacara di sawah sebagai sarana memuja dewi Sri penguasa padi. Sedangkan Stutterheim menghubungkannya sebagai sarana upacara kematian, yaitu pada waktu pembakaran mayat, abu dibuang ke laut atau sungai tetapi masih ada sisa-sisa tulang yang belum ikut terbakar dan bagian-bagian ini dikubur disuatu tempat yang di India disebut dengan lostaciti.

Menurut Stuterheim miniatur rumah dibuat untuk ditempatkan di lostaciti. Jadi menurutnya, Sri disini dihubungkan dengan usaha mencapai moksa (kelepasan jiwa) untuk bersatu dengan dewa/dewi yang dipujanya.

Dari bukti-bukti prasasti, raja-raja di Jawa selalu dianggap penjelmaan dewa Wisnu pelindung dunia, dan dengan sendirinya permaisurinya sebagai penjelmaan Sri-Laksmi. Sehingga tidak mustahil kalau bangunan miniatur rumah/lumbung diberi inskripsi nama Sri dan laksana sangkha (Santiko, 1977: 299-301).  (Lap.Inv.ODCB Kab.Nganjuk, 2018)