Manten Tebu Sebagai Tradisi Buka Giling di PG. Gempolkrep, Mojokerto

0
963

Kegiatan buka giling bagi pabrik gula Gempolkrep di Kabupaten Mojokerto merupakan acara yang paling dinanti masyarakat diawali dengan serangkaian acara diantaranya prosesi sakral berupa ritual sebagai acara inti sebelum buka giling, disertai kesenian tradisional “jaranan”, wayang ruwat, pasar rakyat yang menyajikan berbagai jajanan dan permainan anak-anak di area PG. Gempolkrep yang dilengkapi dengan panggung kesenian (disertai peralatan musik gamelan). Kegiatan ini dimulai sejak tanggal 5 Mei 2023 dan berakhir hingga tanggal 10 Mei 2023. Saat pelaksanaan ritual dilakukan pada waktu malam hari yaitu hari Jumat Legi (pasaran hari Jawa) tanggal 5 Mei 2023 berupa pemasangan ‘kepala sapi’ yang telah didoakan dan ditempatkan di stasiun gilingan, dilanjutkan dengan penempatan cok bakal di setiap stasiun dalam pabrik gula (stasiun gilingan, ketel, pemasakan, pemurnian, puteran, stasiun packaging dan beberapa tempat lainnya dalam area pabrik. Kegiatan ritual yang dilakukan beserta penempatan cok bakal, dimaksudkan agar mendapatkan keselamatan dan kelancaran pada saat proses buka giling.

Cok bakal senantiasa selalu ada dalam setiap upacara tradisional masyarakat di Jawa yang dimaknai sebagai ‘cikal bakal’ cikal bakaling urip dumadining jagat atau asal mula kehidupan. Cok bakal yang digunakan dalam prosesi ruwat dalam rangka buka giling di PG. Gempolkrep berisikan bunga tujuh rupa, rokok, ‘empon-empon’ (Jawa) atau rempah-rempah untuk memasak telur, dan kapur sirih. Semua bahan tersebut diletakkan dalam sebuah wadah yang terbuat dari daun pisang yang dibentuk sedemikian rupa menjadi wadah segi empat yang dikaitkan dengan menggunakan lidi atau dengan cara ditusuk yang disebut dengan ‘takir’ atau wadah tanpa tutup. Atribut cok bakal yang ditemui pada saat prosesi manten tebu terdapat dua jenis, yaitu yang ditempatkan pada masing-masing stasiun dalam pabrik gula, dan cok bakal yang ditempatkan pada saat prosesi manten tebu pada saat resepsi di aula PG. Gempolkrep. Cok bakal yang berada di aula lebih sederhana, tidak selengkap cok bakal yang ada di area pabrik yaitu berupa bunga dan kendi kecil yang diletakkan dalam sebuah bokor. Cok bakal ini ditata secara berjajar dan ditempatkan di atas meja di salah satu sisi aula.

Setelah kegiatan ritual, esok harinya dilakukan prosesi kirab “Manten Tebu”  sebagai serangkaian acara yang dilakukan di area PG. Gempolkrep. Kirab manten yaitu prosesi menikahkan dua batang tebu layaknya seperti dua calon pengantin sebelum masuk ke penggilingan. Kirab manten tebu dilaksanakan pada hari Sabtu, 6 Mei 2023 pada pukul 09.30 WIB dimulai dengan arak-arakan dari halaman depan pabrik sisi barat menuju ke arah timur menuju aula pabrik. Iring-iringan kirab manten ini diwakili oleh masyarakat petani tebang dan pegawai PG. Gempolkrep yang menyimbolkan tokoh senopati, adipati, resi, sekar mayang, pengantin tebu dan pengiring. Pengantin tebu yang merepresentasikan tebu yang paling bagus atau berkualitas yang mewakili tebu “lanang” (laki-laki) dan tebu “wadon” (perempuan). Tradisi manten tebu dilakukan tidak lain adalah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil panen tebu yang diperoleh petani, dan sekaligus berharap agar diberikan kelancaran pada saat proses penggilingan dan memperoleh hasil produksi yang terbaik.

Saat kirab manten tebu sudah berada di aula, dilanjutkan dengan prosesi penyerahan manten tebu dari  petani tebu (anggota kirab manten tebu) dan diserahkan kepada tim manajemen PG. Gempolkrep untuk secara resmi dapat dilakukan proses buka giling tebu. Prosesi penyerahan manten tebu dilaksanakan di dalam aula milik PG. Gempolkrep yang dihadiri oleh Bupati Mojokerto Ibu dr. Ikfina Fahmawati, M.Si. dan beberapa tamu undangan dari berbagai stakeholder. Kegiatan buka giling tebu di PG. Gempolkrep secara resmi dilakukan pada tanggal 15 Mei 2023 mendatang setelah acara prosesi selesai. Itulah serangkaian kegiatan dalam buka giling tebu yang dilaksanakan di PG. Gempolkrep pada tahun 2023. (Nurika Retniyawati)