Tradisi Barikan Di Malam 17 Agustus

0
8883

Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang berasal dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat. Dalam masyarakat Jawa Timur dapat ditemui tradisi yang unik bernama Barikan.

Setelah mencari dan bertanya, namun belum juga menemukan arti dan asal kata ‘Barikan’. Beberapa sumber mengatakan bahwa kata dasar ‘barik’ berasal dari bahasa arab yaitu barokah yang artinya berkah. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kata tersebut berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti baris.

Tradisi Barikan selalu ada dan tak pernah ditinggalkan oleh warga Jawa Timur, ketika menjelang peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Sudah lazim di perempatan, pertigaan gang, perumahan dan kampung penduduk, warga berkumpul dan duduk beralas tikar, membawa makanan dalam wadah tampah ataupun besek.

Makanan yang dibawa dapat berupa buah-buahan, kue, ataupun nasi. Tergantung kesepakatan yang dibuat seluruh warga. Dan apakah nantinya makanan tersebut hanya ditukarkan dengan makanan bawaan tetangga, dimakan di rumah ataukah di tempat bersama-sama, itu menyesuaikan aturan yang ada di masing-masing desa. Saat masih kecil, ibu-ibu dan anak-anak berbisik-bisik, mengintip bawaan temannya. Ketika dirasa pantas atau bahkan lebih baik bila dibanding bawaan sendiri, pasti berebut untuk mendapat incarannya.

Pada malam menjelang peringatan HUT RI, warga Jawa Timur melakukan tradisi ini yang dipadukan dengan agama dan seni budaya. Tentunya setelah sepekan melangsungkan lomba-lomba khas Agustusan, barikan merupakan waktu untuk mengucapkan syukur para warga, sekaligus menuntaskan kegiatan peringatan kemerdekaan Indonesia. Lagu kebangsaan Indonesia Raya juga dilantunkan malam itu oleh para warga sebagai tanda cinta kepada negeri ini.

Kerukunan warga yang tercermin dalam tradisi dengan tidak membedakan agama dan budaya, adalah sebuah pendidikan kearifan lokal yang patut diajarkan dan dilakukan oleh seluruh lapisan usia masyarakat. Tradisi barikan yang sudah berlangsung sejak dahulu diharapkan tetap ada meski rumah dan sawah di kampung telah berganti gedung. (np)

Barikan di Mojoagung (Foto: Nurika)