Trowulan-Dalam kegiatan Peningkatan Kompetensi Anggota Saka Widya Budaya Bakti (SWBB) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Trowulan pada tanggal 19 November 2019 ini digelar beberapa kegiatan. Di antaranya adalah tentang Pemanduan Wisata Sejarah yang diikuti oleh sekitar kurang lebih 50 orang siswa-siswi anggota Pramuka dari berbagai SMA/sederajat di Jawa Timur, yaitu antara lain dari daerah Mojokerto, Jombang, Sidoarjo, Surabaya, Lamongan, Blitar dan Ponorogo.
Bertempat di pendopo utara Unit Pengelolaan Informasi Majapahit, para peserta duduk dengan santai mendengarkan pemaparan dari nara sumber. Namun sebelumnya, guna mencairkan suasana ada beberapa permainan ice breaking yang diberikan oleh pendamping kelompok yaitu Kak Ghofur, yang menguji daya fokus para peserta sehingga mereka dapat mengikuti kegiatan materi yang berdurasi antara pukul 10.00 – 16.30 WIB dengan penuh konsentrasi.
Untuk kesempatan ini, hadir Kak Indra Diwangkara yang menjabat sebagai Sekretaris DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia daerah DKI Jakarta. Sehari-hari Kak Indra juga berprofesi sebagai pemandu wisata profesional yang sudah berpengalaman memandu wisatawan lebih dari 90 negara.
“Do what you love and love what you do”.
“Bekerjalah karena kamu suka, bukan bekerja karena uang. Karena ketika kita melakukan suatu pekerjaan dengan perasaan gembira, maka uang akan otomatis mengikuti kita”
Kalimat-kalimat di atas terlontar pada sesi pertama ketika Kak Indra menceritakan kisah hidupnya mengapa ia memilih menjadi seorang pramuwisata karena dunia inilah yang menjadi passion nya sejak dulu.
Di sesi ini, Kak Indra juga memberikan motivasi bahwa pramuwisata adalah pekerjaan yang serius dan bisa menjanjikan masa depan yang baik. “This is a serious job”, katanya. Harapannya bagi generasi milenial adalah bahwa mereka sudah mengetahui dan merancang masa depan sejak duduk di bangku SMA dengan mendalami dunia pramuwisata contohnya.
Pada sesi tanya jawab, ada seorang peserta dari Surabaya menanyakan apa yang menjadi suka duka seorang pramuwisata. Kak Indra mengatakan bahwa menggeluti dunia ini banyak sekali sukanya, misalnya berkesempatan bertemu dengan tokoh-tokoh terkenal dari Indonesia maupun manca negara. Menyitir obrolan Kak Indra dengan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang pernah mengatakan bahwa pramuwisata adalah juga seorang diplomat yang sesungguhnya karena mereka lah wajah Indonesia pertama yang dlihat oleh para tamu asing sesampainya mereka di bandara. Ketika mereka bersikap baik, maka para tamu akan menganggap bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang baik dan ramah. Begitu juga sebailknya.
Sesi kedua Kak Indra memberikan pemaparan teknik memandu yang baik dan kiat-kiat menjadi percaya diri dalam memandu. Kak Indra juga mengingatkan agar para peserta selalu rajin membaca dan belajar bahasa asing karena pramuwisata harus berwawasan luas. Pada sesi ini antusiasme peserta tetap tinggi karena pemateri memberikan ulasan diselingi guyonan-guyonan segar. Beberapa peserta diajak maju untuk mempraktikkan teknik olah vokal AIUEO. Selain itu, guna memancing suasana, Kak Indra juga mempersilahkan peserta yang mau unjuk gigi dalam ber-bahasa asing. Akhirnya, Shasha peserta dari Lamongan memberanikan diri maju memperkenalkan diri dalam Bahasa Inggris.
Di sesi terakhir, peserta membentuk kelompok-kelompok kecil sesuai dengan daerahnya masing-masing. Mereka mendapat tugas membuat rute perjalanan wisata sejarah yang ada di daerah mereka. Peserta diperbolehkan membuka Google Maps untuk mempermudah dalam memperkirakan durasi perjalanan. Sesi kerja kelompok, kontingen Surabaya mendapatkan nilai terbaik dari Kak Indra karena rute yang jelas disertai dengan narasi tiap tempat wisatanya.
Di akhir sesi, Kak Indra mengutip kata-kata Bung Karno “Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah”, sebagai pengingat bagi generasi milenial bahwa dengan mempelajari masa lalu kita dapat menatap masa depan. (EvaNSD)