Kegiatan ini ditujukan sebagai upaya untuk mengumpulkan data yang meliputi data teknis keterawatan atau konservasi, lingkungan, dan aspek pemanfaatan. Melalui pengumpulan data ini diharap dapat diketahui perkembangan yang terjadi pada candi selama 23 (dua puluh tiga) tahun hasil pemugaran. Hasil analisis data dan penyimpulannya dapat dijadikan bahan acuan dalam menangani Candi Brahu, baik dari aspek pelestarian maupun pemanfaatannya.
Evaluasi hasil pemugaran dilaksanakan melalui observasi di lapangan, untuk melakukan evaluasi hasil pemugaran Candi Brahu, yang bersifat arkeologi, teknis dan keterawatan. Oleh karena itu metode evaluasi yang dilaksanakan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku baik teknis maupun arkeologis. Pendekatan yang dipergunakan dengan cara menggambarkan pokok permasalahan secara jelas, selanjutnya dilakukan analisis berdasarkan data terinci baik yang didapatkan dari pengamatan di lapangan maupun data sekunder. Data tersebut disimpulkan dengan tujuan menghasilkan saran/rekomendasi untuk menentukan kebijakan pelestarian jangka panjang.
Kesimpulan dari kegiatan ini adalah :
- Candi Brahu yang dipugar dan brakhir tahun 1995, dan hingga tahun 2018 atau selama kurun waktu 23 tahun, secara konstruksi masih sangat kuat. Mengingat hasil evaluasi didapatkan data kemiringan serta kemelesakan bangunan yang terjadi pada sudut tenggara berkisar antara 0,5° sampai 0,75°, dengan kata lain tidak sampai 1°, sehingga kedudukan bangunan masih stabil. Keretakan serta tidak kompak susunan bata yang terjadi perlu tetap diamati yaitu pada susunan bata motif hias alas stupa di bagian atap sisi utara. Profil hias tersebut merupakan bagian yang masih tersisa yang menjadi identitas latar belakang keagamaan Candi Brahu yaitu bersifat Budha.
- Kondisi bata sebagai bahan penyusun bangunan Candi Brahu baik bata kuna maupun bata hasil pemugaran 1990/1991 sampai 1994/1995 pada strukutr kaki I, kaki II, tubuh candi beserta bagian bilik mengalami kerapuhan yang sebagian berakibat pengelupasan. Kerapuhan dan pengelupasan yang terjadi dalam skala besar utamanya terjapdi pada bata baru hasil pemugaran yang berakhir tahun 1994/1995. Selain kerusakan pengelupasan dan kerapuhan pada prmukaan bata, adanya tumbuhan jasad biotis jenis lumut, algae, lichens dan jenis tumbuhan tingkat tinggi juga sangat berpengaruh terhadap keterawatan candi.
- Candi Brahu telah dimanfaatkan untuk kegiatan sosial, keagamaan, seni budaya, ilmu pengetahuan dan wisata, nampaknya sarana dan prasarana yang ada masih belum cukup memadai sebagai bagian pemanfaatan.
(Lap. Evaluasi Hasil Pemugaran Candi Brahu, 2018)