Kantor Dankesyah 05.04.02 (Detasemen Kesehatan Wilayah) Mojokerto

0
1400

Bangunan didominasi warna hijau ini berada di Jalan A. Yani Kota Mojokerto. Di sebelah kanan dan kiri pintu utama terdapat jendela kaca berbingkai kayu. Pada kaca jendela tersebut terdapat gambar berupa simbol “Brawijaya” di sebelah kanan dan sebelah kiri berupa garuda yang distilir bertuliskan “Hesti Wira Sakti.

Berdirinya Dankesyah (Detasemen Kesehatan Wilayah) tidak terlepas dari peristiwa yang terjadi pada waktu itu yaitu adanya revolusi fisik bangsa Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Pada periode revolusi 1945-1946 BKR berubah menjadi TKR dari kesatuan Divisi VI, maka anggota kesehatan dipimpin Letkol dr. I.P. Rajimin mengambil alih RS. Darmo untuk merawat korban pertempuran.

Setelah Surabaya tidak dapat dipertahankan lagi, BKR mundur ke arah selatan di wilayah Mojokerto sedangkan satuan Kesehatan membentuk pos belakang (RS. Gatoel) yaitu DKT Divisi VI yang membentuk pos lapangan yaitu di Bangsal, Mojosari, Krembung, Tulangan, Karang Pilang, Karang Nongko, Krian dan Sidoarjo untuk memberikan pertolongan pada korban daerah perang.

Pos belakang yang bermarkas di Mojokerto (RS. DKT. Gatoel) menjadi pusat Komando dalam mengatur/ menyusun strategi khususnya bidang kesehatan. Pada tahun 1947 pernah dilakukan pemindahan RS. DKT dari Mojokerto ke Kediri (RS. PMI yang sekarang menjadi Polin 05.08.01) karena Mojokerto telah diduduki oleh Belanda.

Pada masa penyerahan kedaulatan tahun 1950, Kesatuan Kesehatan Angkatan Darat Jawa Timur disusun kembali menjadi DKT Divisi I Teritorium V Jawa Timur yang berkedudukan di Surabaya. (Lap.Inv.Bangunan Kolonial Kota Mojokerto, 2018)