Kala-Mukhalingga Koleksi Pengelolaan Informasi Majapahit (4)

0
973

Kala Mukhalingga

Lingga merupakan simbol dari Dewa Siwa yang berbentuk seperti sebuah tugu dengan berbagai macam ukuran. Dalam buku A Dictionary of Hindu Architecture disebutkan bahwa konstruksi dasar sebuah lingga terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian atas yang berbentuk silinder (disebut rudrabhaga atau siwabhaga), bagian tengah yang berbentuk segi delapan (disebut wisnubhaga), dan bagian bawah yang berbentuk persegi (disebut brahmabhaga).

Perbandingan antara bentuk tugu batu berelief wajah raksasa dengan konstruksi dasar standar sebuah lingga, terlihat keduanya sama-sama terdiri atas tiga bagian. Dapat dikatakan bahwa tugu batu berelief wajah raksasa ini juga terdiri atas bagian atas (rudrabhaga atau siwabhaga), bagian tengah (wisnubhaga), dan bagian bawah (brahmabhaga). Yang membedakan adalah detail pada masing-masing bagian, yaitu :

  • Bagian atas yang berbentuk silinder (rudrabhaga siwabhaga) distilir dengan relief makuta
  • Bagian tengah yang seharusnya berbentuk segi delapan (wisnubhaga) distilir dengan relief kala-mukha.
  • Bagian bawah yang berbentuk persegi (brahmabhaga) distilir dengan relief kala-mukha dan profil pelipit.

Penelusuran terhadap sumber pustaka menemukan penjelasan bahwa terdapat jenis lingga dengan relief wajah hingga sebatas dada, yang mewkili berbagai aspek Siwa terukir pada sisi-sisinya.

Konstruksi dasar sebuah lingga

Lingga ini disebut dengan istilah mukhalingga, Margaret Stutley menjelaskan bahwa mukhalingga memiliki  berbagai variasi bentuk yaitu dapat berbentuk silinder, segienam atau segidelapan, bahkan ada pula yang bertaburkan sejumlah tonjolan yang melambangkan seratus atau seribu lingga kecil. Pada tugu batu koleksi Pengelolaan Informasi Majapahit terukir satu relief wajah raksasa pada salah satu sisinya. Relief wajah yang terukir pada mukhalingga ini adalah wajah Kala yang juga merupakan salah satu manifestasi dari Siwa. Prasana Kumar Acharya menyebutkan bahwa lingga dengan bentuk seperti ini dalam Kitab Manasara disebut kala-mukhalingga. (Desawarnana-Ahmad Hariri)