Salah satu upaya pelestarian cagar budaya adalah melakukan perakaman data pada obyek yang berpotensi sebagai cagar budaya. Perekaman data yang dimaksud disini berupa pendataan segala aspek yang melingkupi obyek, seperti bentuk, ukuran, bahan, lokasi keletakan baik secara administratif maupun astronomis, luasan lahan, status kepemilikan dan pengelolaan, serta perekaman data piktorial baik itu berupa gambar, foto, dan peta. Adapun tujuan dari kegiatan ini sebagai salah satu wujud pelindungan obyek yang berpotensi sebagai cagar budaya, yang manfaatnya diharapkan dapat memenuhi kepentingan dan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat dengan tetap pada koridor mempertahankan kelestariannya. Pada kegiatan pendataan kali ini Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur menargetkan Kabupaten Jember sebagai sasaran lokasinya. Pemilihan Kabupaten Jember sebagai sasaran dengan pertimbangan, wilayah ini terakhir dilakukan kegiatan pendataan pada tahun 2003, melihat rentang waktu yang panjang tidak menutup kemungkinan banyaknya temuan-temuan baru yang ditemukan dan belum terdata (inventarisasi)
Mengacu pada hasil penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta di tahun 2013 yang menyasar Kabupaten Jember dengan tinggalan dari masa Kolonialisme Jepang. Tinggalan tersebut berupa sarana pertahanan yang menyebar didaerah selatan Kabupaten Jember dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Selain tinggalan masa Kolonialisme Jepang, wilayah Kabupaten Jember juga kaya akan obyek-obyek bernuansa Megalitik. Obyek obyek tersebut tersebar diwilayah bagian utara tepatnya dilereng timur Pegunungan Hyang dengan puncak tertingginya adalah Gunung Argopura. Pelaksanaan inventarisasi ODCB di wilayah Kabupaten Jember dilaksanakan sejak tanggal 11 Maret 2020 lalu, tim invetarisasi ODCB di Kabupaten Jember, mendata setidaknya 20 objek yang diduga sebagai sarana pertahanan Jepang. Jumlah 14 objek tersebar di wilayah Kecamatan Kencong, 4 Objek diwilayah Kec. Gumuk Mas dan 3 Objek di wilayah Ambulu dan Payangan. Selain menyasar tinggalan masa kolonial Jepanng, Tim Juga merekam sebaran ODCB dari masa Megalit di wilayah Jelbuk, Sukojambe berupa 2 buah dolmen dan 13 batu silindris, di Wilayah Arjasa, Desa Kamal dan Desa Arjasa setidaknya terdata sebanyak 81 objek berupa batu silindris dengan tonjolan tunggal maupun ganda, serta batu tegak. Meskipun cukup banyak objek yang terekam pada kegiatan kali ini, namun berdasarkan informasi dari beberapa pihak diantaranya pokdarwis (lelompok sadar wisata) Desa Arjasa, dan informasi Juru Pelihara setempat. Potensi sebaran masih sangat banyak, sehingga informasi tersebut perlu diakomodir sebagai dasar pelaksanaan kegiatan serupa di masa mendatang. (Sonny Hermawan)