Gua Pasir

0
1239

Gua pasir terletak di Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Situs Goa Pasir berada pada lahan yang cukup luas, disebelah tenggara Goa merupakan tanah datar dan berumput..

Menuju lokasi Situs Goa Pasir melalui sebuah gang sempit arah selatan dengan jalur yang agak menanjak berupa jalan setapak dan terdapat banyak bata merah acak tidak beraturan sebagai pijakan. Mengarah ke kanan terdapat sebuah cungkup dengan atap double couple (dua atap dengan satu ruang/ cungkup). Cungkup tersebut oleh masyarakat sekitar dikenal dengan nama Makam Mbah Budo/ Mbah Bodho. Di dalamnya terdapat dua makam yang berupa susunan bata merah. Cungkup berlantai keramik putih. Tepat di depat cungkup makam terdapat sekelompok arca yang ditata berjajar diantara empat umpak besar pada keempat sudutnya membentuk pola segi empat. Namun susunan arca ini hanya pada baris depan dan baris ke dua, dengan arah hadap arca mengarah ke utara. Sekitar 80 meter arah timur dengan kontur tanah yang lebih tinggi dari lokasi penempatan sekelompok arca, melewati sebuah tanah lapang terdapat tinggalan arkeologi berupa ceruk tangga yang terbuat dari batu monolith yang di belah diperuntukkan sebagai tangga. Sekitar 5 meter arah selatan batu tangga terdapat batu relief dan 8 meter arah timur juga terdapat batu relief. Situs ini berada pada kawasan perbukitan dengan tebing batu.. 

Goa Pasir merupakan tinggalan arkeologi yang berada di salah satu ujung lidah Gunung Padha dan menempati areal kehutanan serta tanah disekitarnya merupakan jurang yang terjal. Goa Pasir diperkirakan berasal dari pertengahan abad XIV, dianggap sebagai tempat pertapaan Rajapadni, nenek Hayam Wuruk yang meninggal pada tahun 1350 M (Kempers, 1959). Pendapat semacam itu dihubungkan dengan keterangan yang didapat dari Nagarakrtagama. Masa akhir Majapahit dapat dikatakan sebagai masa suram bagi kehidupan penganut Agama Hindu – Budha. Selain terjadinya pertempuran dan pemberontakan akibat pertikaian politik dalam kerajaan. Dalam kondisi yang demikian, masyarakat penganut Hindu – Budha ingin menjauhkan diri dari pertikaian yang ada, yaitu dengan melakukan pengasingan di puncak-puncak bukit atau setidaknya di kawasan yang berdataran tinggi.

Goa Pasir dipahatkan pada sebuah tebing batu gunung yang menempel pada bukit. Mulut Goa menghadap ke timur laut, berbentuk segi empat. dengan ukuran panjang 440 cm, tinggi mulut gua 186 cm, dan dalam ceruk 166 cm. Di dalam Goa terdapat relief dengan cerita Arjunawiwaha yaitu di sebelah dinding Goa sisi timur, selatan (tengah) dan barat. Pada sisi timur relief menggambarkan seorang resi yang memakai sorban, memakai kain yang dililitkan dari pinggang ke bawah dengan ikat pinggang motif rantai, mata terbuka, hidung besar dan bibir tebal. Resi dalam posisi duduk bertapa berhadapan dengan seorang wanita. Kedua tangan wanita dalam posisi memegang payudaranya, mengenakan kain yang dililitkan dari pinggang sampai kaki dengan hiasan wiron pada bagian tengah depan. Rambut wanita disanggul meninggi ke atas samping kiri, memakai anting bulat berhias bunga, memakai kalung tebal dan gelang tangan. Di belakang arca resi terdapat relief lonceng. Relief ini berlatar motif pilinan awan. Relief pada dinding barat (tengah) menggambarkan seorang tokoh laki-laki (Arjuna) yang sedang duduk bersila dengan posisi tangan bersemadi, memakai kiritamakuta, di sampingnya terdapat seseorang yang menghadapkan wajahnya ke arah seorang yang bertapa tersebut. Memakai dua gelang tangan kanan dan kiri, memakai anting panjang. Dinding sisi barat, relief menggambarkan dua orang punakawan dengan posisi salah satunya duduk besimpuh dan satu lagi duduk jongkok. Di belakang arca punokawan terdapat relief sebuah lonceng. Latar belakang relief ini berupa gunungan.

Kegiatan pelestarian yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Provinsi Timur yaitu kegiatan inventarisasi dan registrasi di Gua Pasir  tahun 1996 dengan memberi  nomor inventaris 117/TLA/1996 dan  pada tahun 2017 dilakukan kegiatan Verifikasi Cagar Budaya Kabupaten Tulungagung. (Deasy Ardini)

Sumber :

Laporan Verifikasi Cagar Budaya Kabupaten Tulungagung Tahun 2017

Laporan Pemetaan dan Penggambaran Goa Pasir Tahun 2014