Kegiatan ekskavasi ini didampingi pula oleh pihak Muspika Saradan, Kepala Desa Sumber bendo, dan masyarakat Desa Sumberbendo yang berduyun-duyun menyaksikan kegiatan ekskavasi tersebut.
Ekskavasi dilakukan dengan membuka kotak galian berukuran 2,5 meter x 2 meter dengan kedalaman 30 cm dari permukaan tanah. Dari kegiatan ekskavasi diketahui bahwa fosil berupa satu buah Pelvis Proboscidea (panggul gajah purba) yang berukuran 1,6 meter, dengan lebar 65 cm, dan tebal mencapai 20 cm. Fosil ini diduga berasal dari gajah purba yang berjenis kelamin betina karena memiliki lubang tengah diameter yang cukup besar mencapai 40 cm. temuan ini dikategorikan langka, karena fosil tulang panggul gajah purba tersebut ditemukan lengkap, baik sisi kanan dan kiri. biasanya tim BPSMP Sangiran hanya menemukan satu sisi tulang pinggul saja.
Fosil ini diperkirakan berusia 900 ribu sampai dengan 300 ribu tahun yang lalu dari jaman Plesitosen. Sangat disayangkan tidak ditemukan fosil tulang bagian lainnya, sehingga diduga fosil tulang ini telah mengalami transformasi atau perpindahan dari tempat aslinya ia terkubur.
Dari kenampakkan stratigrafi tanah lubang galian, nampak bahwa di lokasi dahulu terdapat sungai purba yang mengalir dari timur ke barat. Daerah di lokasi ini pada masa plesitosen merupakan dataran rendah yang kemudian mengalami efek pengangkatan daratan hingga menjadi daerah perbukitan seperti saat ini. Berdasarkan temuan fosil lainnya, diketahui potensi temuan fosil di daerah ini cukup tinggi.
Fosil tulang kemudian dipindahkan ke Balai Desa Sumberbendo untuk disimpan dan dikumpulkan dengan fosil-fosil lain yang ditemukan oleh warga sekitar. Ke depan, pihak desa berencana untuk membangun sebuah museum untuk mengumpulkan, menyimpan dan merawat temuan-temuan fosil yang ditemukan di wilayah Desa Sumberbendo. (WicaksonoDN)