Mojokerto merupakan satu wilayah di Provinsi Jawa Timur yang identik dengan Kerajaan Majapahit yang pernah berjaya sekitar abad XIII – XV. Kata Majapahit itu sendiri berasal dari dua kata, yaitu : Maja dan pahit yang artinya buah Maja yang rasanya pahit. Dalam nama kerajaan tersebut secara jelas menyebutkan buah Maja. Ini menandakan bahwa saat itu buah Maja sangat mudah dijumpai. Ternyata, hingga kini buah berjuta cerita itu masih banyak dijumpai di Mojokerto. Berkaitan dengan sejarah kerajaan Majapahit, ada baiknya jika buah Maja yang menjadi inspirasi sebuah nama kerajaan juga menjadi inspirasi dalam pelestarian cagar budaya tinggalan dari kerajaan tersebut. Oleh karena itu, keefektivan buah Maja perlu dieksplorasi secara mendalam sehingga tidak hanya sekedar digunakan sebagai sebuah nama, namun ada banyak manfaat yang bisa didapat dari buahnya secara nyata. Inilah yang mendasari pemilihan buah Maja untuk digunakan dalam penelitian pembersihan logam besi.
Prosedur penggunaan buah Maja sebagai bahan pembersih logam besi adalah :
- Buah Maja dipotong menjadi dua bagian kemudian daging buahnya diambil dengan cara dikerok menggunakan sendok sehingga diperoleh tekstur yang halus. Daging buah yang telah halus diletakkan di dalam nampan bersih.
- Sampel yang telah didokumentasi selanjutnya diletakkan di atas daging buah Maja sambil ditekan dan diatur sedemikian rupa sehingga seluruh permukaan sampel tertimbun dalam daging buah tersebut. Hal ini bertujuan agar kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daging buah Maja dapat bereaksi secara maksimal di seluruh permukaan sampel.
- Sampel ditimbun dalam daging buah Maja selama 1 x 24 jam. Selama penimbunan, nampan berisi sampel dan daging buah Maja ditutup dengan plastik. Setelah waktu penimbunan tercapai, sampel diangkat dan dibilas air mengalir sambil disikat kemudian dikeringkan di udara terbuka.
- Setelah kering, sampel didokumentasi untuk mengetahui perbedaan hasil di tiap perlakuannya.
- Sampel yang sama ditimbun lagi dalam daging buah Maja yang masih fresh mengikuti prosedur pada poin 2 dan dilanjutkan hingga poin 4. Perlakuan ini dilakukan hingga penimbunan mencapai waktu 4 x 24 jam.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa umur buah Maja mempengaruhi keefektivannya. Buah Maja berumur tua lebih efektif mengurangi korosi dibandingkan buah Maja yang masih berumur muda. Selain itu, lamanya waktu penimbunan juga mempengaruhi keefektivan buah Maja. Sampel yang ditimbun dalam buah Maja selama 4 x 24 jam terlihat lebih bersih dibandingkan sampel yang hanya ditimbun selama 1 x 24 jam. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa buah Maja tua efektif sebagai bahan pembersih logam besi dengan waktu perendaman selama 4 x 24 jam. Dengan mengetahui keefektivan dari buah Maja, maka diharapkan bahan alami ini dapat menjadi bahan konservan alternatif untuk pembersihan cagar budaya berbahan logam besi. (Ira Fatmawati)