Alam menyimpan keanekaragaman hayati yang dapat dikembangkan bagi kehidupan manusia. Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini menjadikan pengolahan sumber daya alam lebih mudah dan cepat. Namun demikian, kearifan tradisional dengan memanfaatkan bahan alam serta teknologi sederhana masih dipertahankan oleh sebagian masyarakat karena bersifat efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Salah satu bentuk kearifan tradisional yang mulai dikembangkan di laboratorium Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur adalah penggunaan buah lerak (Sapindus rarak de candole) sebagai bahan pembersih logam perak, perunggu, dan besi. Dalam penggunaan bahan ini, terlebih dahulu dilakukan penelitian untuk mengetahui keefektivan buah lerak dan menentukan metode pembersihan yang paling tepat.
Penelitian diawali dengan menimbang ± 60 gram buah lerak dan memasukkannya ke dalam 250 ml air panas kemudian didiamkan beberapa saat. Apabila buah telah lunak, daging buah ditumbuk selanjutnya dimasukkan kembali ke dalam air. Daging buah tersebut direndam dalam air hingga ± 24 jam kemudian disaring. Larutan lerak inilah yang digunakan untuk membersihkan logam perak, perunggu, dan besi. Dalam penelitian ini, sampel dibersihkan dengan larutan lerak menggunakan dua metode, yaitu : disikat dan direndam. Untuk metode perendaman dilakukan variasi waktu 30 menit, 1 jam, 3 jam, 6 jam, dan 24 jam. Sampel yang telah direndam selanjutnya disikat, dibilas air mengalir, dan dikeringkan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa larutan lerak efektif untuk pembersihan logam perak dan perunggu dengan metode perendaman selama 24 jam. Setelah dilakukan perendaman tersebut, logam perak terlihat lebih bersih dan cemerlang. Seperti halnya logam perak, untuk logam perunggu juga terlihat lebih bersih. Namun untuk logam besi, hasil pembersihan menggunakan larutan lerak terlihat belum optimal. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa larutan yang dibuat dari daging buah lerak efektif sebagai bahan pembersih logam perak dan perunggu. Dengan mengetahui keefektivan dari larutan lerak, maka diharapkan bahan alami ini dapat menjadi bahan konservan alternatif untuk pembersihan cagar budaya berbahan logam. (Ira Fatmawati–Konservasi BPCB Jatim)