BPCB Mojokerto(13/12/2014) – Sesungguhnya budaya itu sifatnya dinamis, mengandung daya preservasi yang melestarikan, sekaligus progresif yang mengembangkan ke arah kemajuan. Konsep konservasi budaya perubahan dan keberlanjutan seringkali menimbulkan gagap budaya. Sulitnya di era sekarang ini kita memerlukan kepekaan dalam pilihan, di mana batang tumbuh budaya yang perlu dipertahankan, dan mana cabang rantingnya yang bisa dikembangkan atau bahkan diubah/patahkan, agar kehidupan tetap tumbuh dinamis guna memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, serta merawatnya agar tak tercerabut dari akar budaya. Agar langkah strategis dan praktis dapat diwujudkan, maka hal ini dipandang sangat penting dan perlu diadakannya Dialog Budaya sebagai wahana diskusi dan musyawarah bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Disamping itu juga dimaksudkan sebagai awal bagi upaya penataan pengelolaan kawasan lebih lanjut. Untuk itu Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto wilayah kerja Provinsi Jawa Timur yang bekerjasama dengan Forum Komunikasi Budaya Mojopahit (FKBM) menggelar acara Dialog Budaya(13/12/2014) bertempat di Pendopo kantor BPCB Mojokerto dengan menghadirkan 2 nara sumber, yakni Prof. Dr. Aminudin Kasdi selaku ketua Masyarakat Sejahrawan Komisariat Jawa Timur juga selaku ketua MSI (Masyarakat Sejahrawan Indonesia) dan Ir. Maria Hidayatun, M.A selaku Planolog dari Universitas Petra Surabaya. Dialog Budaya adalah salah satu dari acara yang tergabung dalam even tahunan yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya(BPCB) Mojokerto melalui Museum Majapahit setiap tahunnya yang bertajuk “Gaung Sakala Bhumi Majapahit 2014” dalam rangka hari ulang tahun Majapahit yang ke 721 tahun, tahun 2014.
Drs. Aris Soviyani, S.H, M.Hum selaku Kepala BPCB Mojokerto selain memaparkan tentang wilayah Cagar Budaya Jawa Timur, beliau juga menyampaikan dalam sambutannya bahwa budayawan adalah sebagai embrio atau salah satu unsur yang bagus sebagai Badan Pengelola Cagar Budaya kedepan. Dan mengharapkan dengan adanya dialog budaya ini dapat dicapainya suatu hal yang positif untuk kebijakan yang lebih tepat demi kemajuan bersama. Ketua Forum Komunikasi Budaya Mojopahit (FKBM) yang juga Ketua Pengurus Gotra Majapahit Anam Anis, S.H selaku moderator dari para narasumber juga menyampaikan harapan dilaksanakan dialog budaya agar bisa mengetahui potensi daerah Trowulan khususnya agar bisa di kelolah bersama, ide-ide yang nantinya disampaikan dalam forum dialog budaya dapat disimpukan menjadi sesuatu hal yang positif dan harus segera di bentuk badan pengelolah. Disampaikan juga pada kesempatan yang sama oleh para narasumber yakni Prof. Dr. Aminudin Kasdi mengenai Pengelolaan Trowulan, bekas Ibukota Majapahit sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional. Sementara itu, Ir. Maria Hidayatun, M.A memaparkan lebih dalam mengenai Tata Ruang dan Peta Hijau Ibukota Majapahit.
Peserta dalam kegiatan Dialog Budaya ini berjumlah sekitar 150 orang yang terdiri dari; LIPI, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Bapped Provinsi Jawa Timur, PU Cipta Karya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, Dinas Pemuda, Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto, Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah Kabupaten Mojokerto, BPPI, Keluarga Besar Kromojoyo, Pondok Sidiqiyah Ploso, Jurusan Arkeologi Yogyakarta, UNIM, Kecamatan Trowulan, Kecamatan Sooko, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Mojowarno, Kepala Desa Sekecamatan Trowulan, Gotrah Wilwatikta Mojokerto, Save Trowulan, PMII, DPP LABIU, MCC, LSM Qaruda, FIB Erlangga, UBAYA, ST, ITS, STK Wilwatikta Surabaya, STIE Al’Anwar Mojokerto, UNIPDU, UNDAR, UNHAS, Mandala Majapahit, Bagaskara, DKM Kota Mojokerto, DKKM Kabupaten Mojokerto, DKM Jombang, Kapolsek Trowulan, Kapolres Mojokerto, Budayawan serta pihak yang berkompeten lainnya. (un)