Cerita fabel apakah yang pertama kali anda ingat?
Pasti anda tahu cerita tentang lembu dan buaya yang dipahat di Candi Jago sebanyak tiga panil di sudut barat laut, sebelah tangga menghadap ke barat.
Panil pertama menceritakan seekor lembu sedang menggendong seekor buaya meyeberangi sungai. Yang kedua menggambarkan seekor lembu sedang mendekam, di hadapannya tersaji hidangan dalam dua piring. Panil terakhir menceritakan tiga orang manusia sedang memukuli buaya dengan tongkat/pedang.
Cerita lembu yang tertipu buaya diawali saat seekor buaya yang hampir mati karena tertimpa pohon yang tumbang. Pohon itu menindih badannya sehingga buaya tidak dapat melepaskan diri dan terjebak di bawahnya. Kemudian datang seekor lembu ke tempat itu dan melihat buaya yang tertimpa pohon. Buaya meminta tolong pada lembu untuk melepaskannya, dank arena merasa kasihan, lembu membongkar pohon itu dengan tanduknya. Setelah terlepas buaya pura-pura sakit dan meminta tolong untuk dibawa ke air, yang sebenarnya merupakan tipu daya buaya untuk membunuh lembu. Kemudian buaya digendong lembu ke sungai, buaya minta supaya dibawa ke tengah. Setelah sampai di tengah sungai, buaya menggiggit lembu tersebut.
Ada banyak versi cerita fabel ini yang beredar di masyarakat Indonesia. Tidak hanya pesan moral saja yang bisa didapatkan dari cerita binatang ini, tanggung jawab moral untuk meneruskan tradisi menceritakan pada anak cucu ada di pundak kita. (Sumber: Lap.Pendokumentasian Relief Candi Jago, 2007)