Candi Sirah Kencong

0
1414

Candi Sirah Kencong berada di Dusun Sirah Kencong, Desa Ngadirejo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Candi ini berada dalam lingkungan perkebunan Teh Sirah, yang merupakan aset milik PT Perkebunan Nusantara XII. Candi Sirah Kencong ditemukan pada pertengahan tahun 1967. Kondisi bangunan tidak lengkap hanya berupa kaki dan badan sedangkan bagian atapnya sudah tidak ada. Menurut Zoetmulder, Sirah Kencong berasal dari istilah “Sirah” yang berarti kepala, mata air atau sungai, sedangkan “Kencong” berasal dari kata Jawa Kuna “Kincang” yang berarti kerlap-kerlip atau bercahaya. Sehingga Sirah Kencong memiliki arti mata air yang bersih atau berkilauan (mata air suci).

Candi Sirah Kencong berlatar belakang agama Hindu, bangunannya terdiri atas tiga buah struktur yang berderet dari arah Utara ke Selatan dengan orientasi hadap ke Barat. Candi ini hanya berupa kaki dan badan candi saja, dan sedangkan bagian atapnya hilang. Jarak antara masing-masing struktur sekitar setengah meter. Pada struktur sebelah utara hanya tinggal bagian kaki saja, memiliki bentuk denah persegi. Kaki candi polos, hanya terdiri atas bentuk profil pelipit-pelipit (sebanyak 8 pelipit) yang semakin mengecil ke atas. Hiasan yang terlihat pada bagian kaki berupa antefik, yang terletak pada masing-masing sudut pelipit ke 5. Di atas kaki candi, terdapat tatanan (baru) batu-batu candi yang disusun menyerupai bentuk tubuh candi. Pada bagian ini tersebar relief dengan teknik gores. Pada sisi barat, terdapat motif geometris, sisi utara berupa bagian badan yang tidak terekontruksi. Sisi timur terdapat relief singa dengan seseorang yang sedang duduk dan diinterprestasikan sebagai cerita Bubuksah-Gagangaking, sedang pada sisi selatan terdapat batu gores namun tidak terlihat begitu jelas.

Struktur bagian tengah, hanya tinggal bagian kaki saja, dan memiliki denah persegi. Kaki candi polos, hanya terdiri atas bentuk profil pelipit-pelipit (sebanyak 8 pelipit) yang semakin mengecil ke atas. Hiasan yang terdapat pada bagian kaki ini berupa antefik, yang terletak pada tiap-tiap sudut lapis ke 5. Di atas kaki candi terdapat tatanan/susunan (baru) batu-batu candi yang disusun menyerupai bentuk tubuh candi berdenah persegi. Di tengah atas susunan batu ini terdapat sebuah batu relief dalam posisi berdiri (vertikal). Pada bagian ini pun terdapat relief-relief dengan teknik gores. Pada sisi timur terdapat relief empat orang berjajar dengan kaki lurus ke bawah dan jari berlawanan arah hadap, kedua tangan di angkat ke atas seperti sedang menyangga sesuatu. Sisi utara terdapat relief 3 pasang kaki dan 2 orang, yang terlihat hanya bagian badan dan kepala dengan tangan menyangga ke atas. Sisi barat, terdapat motif geometris dan seperti gambar manusia yang terlihat hanya badan dan kepala namun tidak begitu jelas. Pada sisi selatan terdapat 5 pasang relief kaki dan badan yang tidak tersusun pasangannya.

Struktur sebelah Selatan memiliki denah persegi, dan tinggal bagian kaki candi saja, kaki candi polos, semakin ke atas semakin mengecil dengan enam pelipit berundak dari bawah. Enam pelipit berundak tersebut dilanjutkan dengan tumpukan batu yang disusun dalam bentuk balok. Bagian tumpukan batu yang ditumpuk tersebar relief dengan teknik gores. Pada sisi Barat terdapat relief yang menggambarkan tiga orang raksasa mengenakan gelung yang mencirikan identitas tokoh Bima dalam pewayangan. Pada sisi Selatan terdapat relief kaki namun tidak terlihat begitu jelas dengan batu berwarna agak kemerahan. Pada sisi Utara terdapat seperti gambar pohon dan manusia. Pada sisi Timur terdapat relief tetapi dengan pahatan yang tidak terlihat jelas seperti seorang pendeta yang sedang berhadapan dengan seseorang. Diperkirakan menggambarkan cerita tentang Bima yang sedang menghadap gurunya (Begawan Durna) untuk menanyakan keberadaan tirtamerta.  

Di sebelah tenggara juga terdapat satu struktur berupa tumpukan batu yang tersusun dalam bentuk kubus namun sudah tidak beraturan seperti tumpukan reruntuhan batu yang disusun kembali namun bukan dalam bentuk aslinya.

Upaya pelestarian yang dilakukan terhadap Candi Sirah Kencong adalah dengan melakukan kegiatan teknis berupa pencatatan dalam kegiatan inventarisasi, melakukan konservasi secara berkala dan menempatkan juru pelihara.(deasy)