Candi Mirigambar

0
2934

Candi Mirigambar terletak di Dusun Mirigambar Desa Mirigambar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tuluagung. Lokasi candi ini dari kota Tuluagung dapat ditempuh melalui jalan Tulungagung-Kalidawir lewat Sumbergempol, setelah sampai Desa Miridudo belok ke kiri sekitar 3km sampai dilapangan sepakbola. Lokasi Candi Mirigambar berada disudut tenggara lapangan sepak bola. Bangunan candi ini menghadap ke barat, berdenah persegi empat dengan ukuran panjang 7,8 m (utara-selatan) lebar 7,5 m (timur-barat) dan tinggi 2,5 m.

            Candi ini oleh para arkeolog sering dihubungkan dengan prasasti lempeng tembaga yang pernah ditemukan di Desa Mirigambar. Prasasti itu menyebut tentang adanya tempat suci “Satyapura” dan nama Raja Wikramawardhana yang berkuasa di Kerajaan Majapahit pada tahun 1389 M – 1429 M. Beberapa catatan peneliti Belanda juga bercerita tentang candi ini, pada tahun 1908, Knebel mencatatat candi ini dengan nama Candi Gambar. Knebel menyebut kondisi candi sebagai runtuhan yang memiliki batur (soubassement) setinggi 1,26 m dengan trap tangga dan pintu masuk di sisi barat, memiliki panel-panel relief yang diantaranya berupa relief raksasa dalam posisi jigang dan pada pilasternya terdapat relief kepala garuda. Knebel juga mengutip keterangan seorang dalang bahwa relief di candi ini merupakan relief cerita Angling-darma

            Pada tahun 1913, Hoepermans dalam ROD 1913 mencatat bahwa di Doekohan Gambar terdapat tiga runtuhan bangunan candi, sehingga merupakan bekas sebuah kompleks bangunan. Menurutnya, saat itu tata ruang kompleks candi sudah tidak jelas, tetapi bangunan-bangunan tampak cukup berdekatan satu dengan yang lain. Ada bangunan yang berjarak sekitar lima puluh langka dan ada bangunan yang berjarak lima ratus langka, disebutkan pula berdasarkan cerita legenda diperkirakan terdapat sebuah keraton yang pernah berdiri di kompleks tersebut. Tiga tahun kemudian Perquin  dalam O.V.3 juga membuat catatan tentang Candi Gambar. Perquin membahas tentang relief yang ada di dinding candi, selanjutnya Krom pada tahun 1923  mencatat tentang candi ini dalam Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst. Krom juga membahas tentang relief yang ada di candi ini sebagai cerita raksasa. Satu tokoh dalam relief tersebut bhuta (raksasa) yang digambarkan vertubuh besar, kasar, dan mata melotot.

Relief pada candi ini tampaknya menarik sehingga masih terus diteliti dan ditafsirkan. Marijke Klokke pada tahun 1993 membahas tentag relief di candi ini dalam bukunya yang berjudul Tantri Relief on Javanese Candi, sedangkan pada tahun 2014, Lydia Kieven membahas tentang relief cerita di candi ini dalam bukunya berjudul Menelusuri Figur Bertopi Dalam Relief Candi Zaman Majapahit. Kieven menyatakan bahwa panel-panel relief di dinding batur merupakan panel relief cerita yang menggambarkan cerita Panji Waseng Sari.

Latar belakang sejarah Candi Mirigambar belum dapat diketahui secara jelas. Berdasarkan temuan angka tahun yang terdapat pada beberapa artefak lepas mungkin dapat memberi gambaran tentang masa pembangunan maupun penggunaan dari bangunan ini. Angka tahun tertua yang ditemukan di area kompleks ini 1129 M.Angka tahun yang terdapat pada artefak lepas dikomples Candi Mirigambar sesuai dengan dua inskripsi yang eprnah didokumentasikan pada masa Belanda yaitu angka tahun 1129 M dan 1292 M. kecuali itu juga ditemukan angka tahun 1388 M dan 1399 M diarea candi. Selain itu di Desa Mirigambar juga pernah ditemukan lempeng tembaga yang menyebut nama tempat suci “Satypura” dan Raja Wikramawardhana Berdasarkan hal tersebut, Lydia Kieven menyimpulkan bahwa Candi Mirigambar dibangun pada masa Raja Wikramawardhana (1389 M – 1429 M) dari kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400 M. lebih jauh dijelaskan bahwa penggambaran reliefnya diperkirakan dibuat pada awal atau pertengahan abad ke 15. Dengan demikian, Candi Mirigambar dan bekas bangunan lainnya (artefak lepas) merupakan bagian dari kompleks candi yang telah dibangun sejak masa Kadiri, Singhasari, dan terus berlanjut setelah masa kejayaan Majapahit.

            Kegiatan Pelestarian yang pernah dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur antara lain Kegiatan Registrasi dan Inventarisasi pada tahun 2002, tahun 2003 dilakukan  kegiatan pemetaan dan penggambaran, tahun 2016 dilakukan kegiatan kegiatan Studi Teknis dan tahun 2021 dilakukan pemugaran. Namun sebelumnya yaitu  tahun 1981, Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur melakukan perkuatan struktur batur Candi Mirigambar. Perkuatan dilakukan dengan membuat cor beton (PC) di dalam dinding batur, di bawah pondasi tubuh candi untuk untuk memperkuat struktur bangunan candi. (Purwanti)

            .

Sumber: Studi Teknis Pengumpulan Data Arkelolgi Candi Mirigambar Desa Mirigambar Kecamatanm Sumbergempol Kabupaten Tulungagung; Tahun 2016. (Unit. Pubdok, BPK XI)