Candi Kedaton terletak di Dusun Kedaton, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Selain dikenal dengan nama candi Kedaton, candi ini disebut juga dengan mana Sumur Upas, nama upas mempunyai arti gas/racun. Dalam cerita yang berkembang pada masyarakat setempat, Sumur Upas ini dahulu merupakan jalan rahasia menuju ke suatu tempat yang aman bagi raja apabila diserang musuh. Untuk menghalangi agar tidak semua orang berani/dapat memasukinya, maka jalan rahasia/lorong ini diberi nama sumur upas/sumur beracun. Candi Kedaton (Sumur Upas) terdiri dari struktur yang telah dilindungi bangunan cungkup dan beberapa temuan struktur hasil penggalian dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tahun 2010. Pada cungkup Candi Candi Kedaton terdiri dari Bangunan I yang merupakan Candi Kedaton, Bangunan II yang merupakan struktur Sumur Upas, dan kumpulan batu lepas yang terdiri dari batu dakon, umpak, ambang pintu dan lumpang.
Berdasarkan pola susunan tata ruang pada Candi Kedaton. Diperkirakan Candi Kedaton berfungsi sebagai tamansari. Berdasarkan hasil penggalian yang dilakukan BP3 Jawa Timur (BPCB Jatim) pada saat pemugaran tahun anggaran 1995/1996 hingga 2003, ditemukan adanya lepa yang berwarna putih pada dinding struktur lepa tersebut dimaksudkan agar lebih kedap air. Data ini memperkuat dugaan, bahwa disekitar Candi Kedaton terdapat kolam. Diperkirakan candi kedaton merupakan bangunan kaum bangsawan atau kerajaan sebagai pelengkap tamansari kerajaan Majapahit. Pembangunan tamansari di Candi Kedaton dilatarbelakangi oleh konsep Mahameru sebagai simbol Makrokosmos. Banyaknya karang-karang yang dijumpai pada dinding struktur tidak hanya berfungsi estetika kolam tetapi lebih ke simbol sebuah lautan sebagai simbol dunia (Makrokosmos). Adanya lorong-lorong sempit pada tamansari di Candi Kedaton, diperkirakan sebagai sarana dalam menjalankan ritual”tapa kungkum”, seperti yang pernah dilakukan oleh Dewi Anjani tapa kungkum dalam cerita Ramayana. Kebaradaan Candi Kedaton sangat penting untuk menelusuri pusat Kerajaan Majapahit karena sebuah kerajaan umumnya mempunyai taman dilingkungannya yang mempunyai ciri khusus dengan adanya bangunan bale kambang sebagai simbol mikrokosmos yang menggambarkan pusat kerajaan lambang kehidupan. Bale Kambang yang dijumpai di Candi Kedaton letaknya sangat khusus yaitu berada dalam bingkai segi empat kanal di area bekas kota Majapahit. Oleh karena itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kolam Candi Kedaton merupakan bangunan pelengkap taman sari Kerajaan Majapahit, selain rumah panggung di atas batur serta sumur yang berada di Candi Kedaton.
Pada pemugaran yang dilakukan tahun 1996, di atas bangunan I (Candi Kedaton) ditemukan sebuah nisan dan empat makam yang berisi empat kerangka, lubang jenazah dibuat dengan menghancurkan susunan bata sehingga terbentuk lubang dan jenazah dimasukkan (Taim, E.A.P dkk, 2004 : 15). Adanya temuan kerangka yang berbeda konteks dengan temun sekitarnya menunjukkan bahwa situs ini mengalami fungsi yang berbeda dari masa sebelumnya.
Upaya pelestarian yang dilakukan terhadap Candi Kedaton (Sumur Upas) adalah dengan melakukan pencatatan melalui kegiatan inventarisasi, kegiatan zonasi, konservasi secara berkala dan menempatkan juru pelihara.(Deasy,Unit Pubdok, BPK.XI)